Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Blogger Biasa di Tahun Pertama Kompasiana

Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13676912911380187432

Saya masih ingat apa yang muncul di layar mas Core, penggawa desaigner KOMPAS.com, saat dia sedang merancang tampilan awal Kompasiana, Juli 2008.

Keren banget, gumam saya ketika melihat-sekilas dominasi warna biru agak tua yang menjadi latar Kompasiana. Setelah itu, selesai.

Saya kembali ke meja kreatif untuk menyelesaikan tugas-tugas copywriting seperti membuat teks untuk iklan atau membuat artikel untuk advertorial. Semua dibuat berdasarkan kebutuhan klien. Di kala senggang, saya meluangkan waktu untuk mengotak-atik tampilan dan widget blog saya di Wordpress.

Waktu itu adalah masa-masa penuh semangat ngeblog karena, untuk pertama kalinya, saya sukses membeli domain dan menyewa hosting. Sehingga aktifitas ngeblog yang sebelumnya hanya seputar posting tulisan dan foto, berkembang menjadi bagaimana menata dan mengatur tampilan blog. Apalagi domainnya domain sendiri, sehingga lebih enak berekspresi.

Saya memang sudah ngeblog sejak 2007, saat masih bekerja sebagai senior consultant di perusahaan kehumasan iPower. Ngeblog seakan menjadi jalan keluar buat menyalurkan hobi menulis yang terasah pertama kali saat menjadi wartawan kampus di Pondok Modern Gontor. Walaupun baru duduk di kelas tiga setingkat SMP, saya sudah belajar menulis artikel dan berita dari wartawan senior sekaliber Parni Hadi.

Di tahun 2007, saya masih ingat sebuah obsesi dan keinginan. "Enak ya kalau kita bisa punya blog yang isinya ditulis oleh banyak orang. Jadi isinya lebih kaya dan beragam!" Mimpi dalam hati itu membersit sambil tangan ini mencoba mengundang beberapa orang untuk gabung ke blog saya di Wordpress. Hasilnya: Nol.

Ya iya lah, siapa juga yang mau gabung ama orang biasa seperti saya... Saya mencoba membahagiakan diri sendiri yang terlanjur punya obsesi.

Nah, ketika melihat tampilan Kompasiana di komputer mas Core, obsesi itu muncul lagi. Tapi saya mencoba mengabaikannya, karena sama sekali tidak terlibat dalam proses pembuatan website maupun penanganan kontennya. Setelah website nya jadi, produk ini dikelola oleh kang Pepih Nugraha selaku Community Managing Editor KOMPAS.com yang diberi tugas mengelola komunitas online.

Dibantu oleh dua orang staf admin perdananya, Nurulloh dan Robert Januar, Kompasiana beroperasi sebagai sebuah blog jejaring milik jurnalis Kompas dan grupnya. Saya kurang ingat bagaimana sampai akhirnya punya akun sendiri di Kompasiana. Padahal waktu itu saya bukan jurnalis di perusahaan ini, bukan juga orang redaksi. Hanya karyawan biasa (dengan pengalaman jurnalistik di sekolah dan Republika), tepatnya karyawan baru yang belum jelas status kekaryawannya, berhubung saya masuk ke KOMPAS.com sebagai copywriter sementara (temporary) selama 6 bulan.

Tapi yang saya ingat adalah pesan senior di Divisi Kreatif yang mengarahkan saya untuk ngomong ke Kang Pepih dalam rangka minta kamar tadi. Singkat cerita, jadilah sebuah akun di iskandarjet.kompasiana.com. Dan saya pun bisa ngeblog di Kompasiana bersama para penulis terpilih lainnya.

Bagaimana perasaannya? Senang aja. Menjadi bagian dari komunitas eksklusif yang tulisannya bisa nampang berlama-lama di halaman muka Kompasiana. Pembacanya waktu itu jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan blog pribadi saya yang nyaris seperti kuburan--yang baru terlihat ada orang di dalamnya setelah saya menyebar undangan untuk berkunjung ke situ. Apalagi yang nulis di Kompasiana baru segelintir orang. Blogger-blogger hebat yang diundang dan dibuatkan akun di Kompasiana terlihat masih menahan diri untuk berbagi dan berinteraksi. Entah apa sebabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline