Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Pengalaman BBM-an di iOS 7 (Review "BlackBerry Messenger for iPhone" dan "iOS 7")

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] BBM dan iOS 7 sedang naik daun. Bahkan salah satu distributor iPhone, Erajaya, memilih untuk memanfaatkan popularitas keduanya sebagai senjata jualan iPhone. Penyuplai iGadget untuk retailer seperti iBox, eStore dan Erafone ini memasang iklan bertajuk "Fun gets funner with BBM + iOS 7" di Harian Kompas edisi hari ini (Senin, 23 September 2013). Ada apa dengan BBM dan iOS 7? Yang pasti, ada promosi gratis yang setiap hari berserakan di berita-berita online. Mengulas seputar kehadiran BBM dan iOS 7 di iPhone. Beritanya terus bergulir selama setengah tahun terakhir. Dan promosi gratis itu tak hadir tanpa kompensasi buat media, mengingat keduanya sedang menjadi 'media darling', sangat digandrungi oleh pengguna ponsel tanah air. Saya berada di jajaran orang-orang yang menanti kehadiran iOS 7 dan BBM dengan penuh kesabaran. Harap maklum, karena sebelum memutuskan menjadi pengguna iPhone, saya adalah pengguna BlackBerry. Dan ketika iOS 7 diluncurkan, saya pun bergegas meningkatkan (upgrade) sistem operasi iPhone 5 di tangan, dari iOS 6.1.4 ke iOS 7. Begitu juga ketika aplikasi BlackBerry Messenger alias BBM muncul di App Store. Saya pun bergegas mengunduh dan menginstalnya, untuk kemudian menikmati keduanya. Sampai tulisan ini Anda baca. iOS 7, Indah Tapi Biasa Saja Buat saya, semua yang ada di iOS 7 adalah tentang Jonathan Ive otak utama di balik hampir semua produk indah Apple yang kini menjabat Senior Vice President of Industrial Design di Apple. Designer kelahiran Inggris bergelar Sir ini mengawal tampilan iPhone sejak pertama kali diperkenalkan Steve Jobs. Dan setelah kepergian Steve Jobs, Ive seolah ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa otaknya tidak bergantung pada Steve Jobs. Dia dengan cepat keluar dari karakter disain iPhone yang 3D dan menyerupai fungsi aslinya menjadi lebih datar dan berwarna. [caption id="attachment_268215" align="aligncenter" width="286" caption="iOS7"]

13799234941264189456

[/caption] CEO Tim Cook menyebutnya sebagai sistem operasi yang secara radikal dibuat lebih sederhana, datar, penuh warna dan penuh lapisan. "The new iOS 7 is radically simplified, incredibly flat, colorful, and multi-layered." Dan saya menikmati keindahan desain iOS 7 dengan penuh kekaguman. Ikon lama yang sudah bertahan sejak tahun 2007, diganti total. Kesannya tidak hanya datar dan berbayang. Tapi juga lebih bergaya masa kini. Tidak ada lagi kilatan menyembul yang menghiasi hampir semua ikon. Dan pengembang aplikasi pihak ketiga berduyun-duyun mereka-ulang tampilan aplikasi dan dan ikonnya. Tampilan layar-terkunci iPhone kini tampak begitu indah dan modern. Menjadikan tampilan iOS versi lama terlihat jadul dan kampungan. Apalagi layar retina di iPhone 5 sangat mendukung detil warna pada setiap ornamen dan wallpaper. [caption id="attachment_268216" align="aligncenter" width="286" caption="iOS 6"]

13799235391525731376

[/caption] Dan hebatnya lagi, Apple menyediakan dua jenis wallpaper, yaitu 'gambar dinamis' dan 'gambar diam'. Gambar dinamis adalah gambar dengan animasi bergerak. Begitu Anda memilih gambar dinamis, bulatan-bulatan di dalamnya akan bergerak, timbul-tenggelam. Saat ini, Apple menyediakan tujuh pilihan warna, yang disesuaikan dengan warna cover yang sedang Anda gunakan, seperti biru, hijau, kuning, merah, dan abu-abu. Juga ada puluhan wallpaper standar dengan gambar-gambar yang indah. Tapi harap dicatat, iOS 7 bukan hanya hasil garapan Ive semata. Semua tim terlibat di dalamnya. Sehingga jadilah sistem operasi ini sebagai sistem operasi yang indah dan berteknologi tinggi. Setidaknya sistem operasi ini dibekali dengan tiga lapis layar yang setiap layar saling berhubungan dan menyesuaikan diri secara otomatis. Misalnya ketika Anda mengganti wallpaper dengan warna dominan hijau, maka warna folder ikon pun berubah jadi hijau muda. Ikon-ikon di setiap layar juga akan bergerak mengikuti pergerakan ponsel, seolah dia mengambang di atas wallpaper. Dan layar terdepan iOS diisi dengan fitur-fitur pelengkap seperti Notifikasi dan Pusat Kontrol yang saya yakin nantinya akan dikembangkan dengan beragam fitur lainnya. Kecanggihan berpadu keindahan juga akan Anda temukan di banyak aplikasi bawaan iOS. Seperti aplikasi Pesan yang susunan obrolannya bergerak dinamis saat Anda menggulur layarnya ke atas dan ke bawah. Tapi saya tidak akan membahas satu per satu fitur baru di iOS 7 yang, menurut klaim Apple, mencapai 200 fitur. Karena bagi saya, tidak ada sesuatu yang baru di iOS 7. Hampir semua peningkatan fitur atau aplikasi tambahan sudah dibuat oleh pengembang aplikasi pihak ketiga. [caption id="attachment_268217" align="aligncenter" width="307" caption="Fitur pencarian kini bisa dikeluarkan di setiap halaman"]

1379923599364847714

[/caption]

Fitur pengelompokkan foto atau filter kamera, misalnya, sudah berserakan di banyak aplikasi fotografi. Bahkan dengan fasilitas yang lebih wah dari sekedar 9 filter atau foto panorama. Yang terpaksa saya lakukan kemudian adalah menghapus aplikasi-aplikasi tersebut karena sudah tersedia di sistem operasi iPhone. Jadi bisa dibilang ada kanibalisasi di sini. Apple membunuh aplikasi pengembang yang dikembangkan sendiri. Fitur lampu senter juga contoh lain bagaimana iOS tidak punya tempat baru untuk penciptaan aplikasi. Ada banyak sekali aplikasi lampu senter yang lebih canggih dari bikinan Apple di iOS 7. Pusat kontrol tampil sangat mainstream. Tidak ada ruang buat pengguna dalam memilah dan memilih aplikasi yang bisa ditampilkan di situ. Juga tidak ada fitur yang memungkinkan aplikasi paling banyak digunakan untuk tampil secara berurutan di halaman pertama. Jadi secara keseluruhan, iOS 7 hanya merombak fundamental sistem operasi iPhone yang memang sudah waktunya diganti total. Menjadi lebih responsif, indah dan canggih. Tapi bicara soal kecepatan, iOS 7 terasa kurang responsif di iPhone 4S. Perpindahan antar-aplikasi terasa lambat. Banyak fitur yang tidak muncul. Mungkin akan ada peningkatan kinerja di pembaruan iOS berikutnya. BBM, Cepat Seperti Biasa Selang beberapa hari setelah iOS 7 diluncurkan, giliran BlackBerry memenuhi janjinya. Aplikasi ngobrol yang semula eksklusif di perangkat BlackBerry ini akhirnya dibuka untuk umum, alias menjadi aplikasi ngobrol lintas ponsel yang dipelopori oleh Whatsapp. Tapi sayang, peluncuran BBM di iOS dan Android mengalami kendala, sehingga terjadi antiklimaks. Kurang lebih sama dengan kasus molornya peluncuran BlackBerry 10 yang sekian tertunda hingga akhirnya kehilangan momentumnya. Sulit dipahami bagaimana sebuah aplikasi yang dinanti oleh berjuta orang hanya bisa diakses selama beberapa saat. Setelah sempat hadir di toko aplikasi iPhone, BBM tiba-tiba raib. Menurut BlackBerry, aplikasinya terpaksa ditarik dari peredaran karena banyaknya aplikasi bocoran di Android yang digunakan oleh satu juta perangkat lebih. Semestinya perusahaan sebesar BlackBerry bisa mengantisipasi hal ini, mengingat sebelum diluncurkan, sudah 2,5 juta orang mendaftar ingin menggunakan BBM untuk iPhone dan Android. [caption id="attachment_268218" align="aligncenter" width="307" caption="BBM di App Store"]

13799236622044125475

[/caption] Walhasil, hanya sedikit pengguna iPhone yang saat ini bisa BBM-an, salah satunya saya, yang dua malam kemarin bergegas mendownload dan membuat BlackBerry ID baru khusus untuk iPhone. Pengguna iPhone masih beruntung dibandingkan Android. Karena buat yang memegang Android sama sekali tidak bisa menggunakan BBM meskipun sudah menginstalnya. Sampai saat ini, saya masih bisa BBM an, mengirim broadcast dan ngobrol di group BBM. Semuanya berjalan lancar, mungkin karena masih sedikit pengguna BBM iPhone. Tapi secara keseluruhan, saya memang jauh lebih nyaman menggunakan BBM dibanding Whatsapp. BBM lebih responsif dan arus data berjalan lebih lancar. Entah apakah keunggulannya ini akan tetap bisa dirasakan dalam percakapan lintas ponsel, misalnya antara ponsel BlackBerry, iPhone dan Samsung. Tapi sejauh ini, semua berjalan baik-baik saja. Memang ada beberapa undangan lewat PIN yang belum mendapat respon. Mungkin masih ada sedikit masalah di jaringan BlackBerry. PIN BBM saya juga belum bisa diundang oleh pengguna BlackBerry, tapi sebaliknya saya bisa mengundang PIN BB mereka. [caption id="attachment_268219" align="aligncenter" width="307" caption="Obrolan di BBM iPhone"]

137992370076959943

[/caption] Secara tampilan, aplikasi BBM di iPhone jauh lebih menyenangkan dibandingkan di BlackBerry versi lama. Daftar kontak tampil dengan gambar profil dalam kotak besar. Lintasan menu tersedia di sisi kiri dan kanan, tampil bergantian sesuai keperluan. Aplikasi ini pun masih terkesan versi Beta, karena belum didukung dengan fitur Pengaturan yang memadai. Namun begitu, apa yang dibutuhkan orang untuk bisa BBM-an dengan pengguna Blackberry lain sudah bisa dinikmati. Tapi harap dicatat, sampai BlackBerry meluncurkan-kembali aplikasi BBM di iOS dan Android, Anda belum bisa membuat BlackBerry ID baru. Jadi bila Anda benar-benar membutuhkannya, harap bersabar. Kesabaran juga dibutuhkan bila suatu saat server BlackBerry ngadat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. [caption id="attachment_268221" align="aligncenter" width="307" caption="Tampilan Kontak di BBM iPhone"]

1379923818432039244

[/caption] Baca juga:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline