Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Bu, Tidur Dulu, Bu. Istirahat Dulu....

Diperbarui: 29 Oktober 2017   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sabtu, 28 Januari 2012, pukul 01:30 dini hari.

Ibu berjuang mengatur nafas. Suara tarikan dan hembusannya terdengar jelas, membekas di selang oksigen yang mengalirkan udara langsung ke hidungnya. Mulutnya komat-kamit melafazkan zikir tanpa suara. Saya lihat wajahnya sangat pucat. Mungkin karena gangguan pernafasan itu sangat menyiksa.

Menurut adik, kondisinya itu tidak separah beberapa jam sebelumnya, saat nafasnya benar-benar payah. Tapi melihat ibu kesulitan bernafas seperti itu, saya tidak tega. Saya dekatkan mulut ke telinganya. “Udah, Bu. Ibu tidur dulu. Istirahat dulu,” kata saya pelan sambil mengusap-usap punggungnya.

Tidak ada reaksi. Tapi dia tahu saya datang.

***

Setengah jam sebelumnya.

Adik mengabarkan kondisi ibu memburuk. Sekelebat waktu, saya bergegas ke rumah sakit. Jarum jam menunjukkan pukul satu pagi. Dalam perjalanan dari kantor, untuk ke sekian kalinya, kekhawatiran akan kehilangan ibu kembali muncul. Rasa was-was ini sudah hadir sejak setahun lalu, atau tepatnya saat ibu terkena keropos tulang di bagian pinggul yang dibarengi dengan serangan beberapa penyakit lain seperti asam urat, maag, kolesterol dan jantung—yang sudah lama dideritanya.

Sejak saat itu, kondisi kesehatannya naik-turun. Sekian banyak dokter didatangi untuk mengobati ragam penyakitnya. Sekian kali perawatan dijalani di beberapa rumah sakit. Dan semua upaya itu memberikan hasil yang menggembirakan. 

Penyakit keropos tulangnya berangsur pulih. Dari semula tidak bisa duduk sama sekali, ibu lalu bisa duduk dan berjalan di atas kursi roda, sampai akhirnya mampu berjalan di atas kaki sendiri dengan selalu bersandar pada tongkat kayu.

Kesehatannya juga membaik, meski dalam jangka waktu tertentu akan drop lagi. Nafsu makannya sempat meningkat, dan berat badannya sedikit bertambah. Dan sekitar awal Januari lalu, dalam kondisi primanya, dia menggelar acara haul untuk almarhum suaminya, alm H Rohimin, yang dihadiri oleh sekitar 300 orang. 

Dua minggu setelahnya, tepatnya hari Sabtu (21/1) lampau, ibu tiba-tiba mengalami sesak nafas. Ditambah serangan batuk dan pilek yang menghebat. Kesehatannya menurun drastis. Setelah berobat ke dokter, kondisinya belum membaik. Kepalanya masih pusing. Batuknya semakin menjadi-jadi. Dan beberapa kali nafasnya tersendat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline