Jakarta adalah kota untuk semua.
Presiden berkantor di sini. Pemerintah pusat semuanya kumpul di sini. PLN, Pertamina, PAM, Telkom, semuanya didirikan dan berpusat di sini. Anggota DPR kerja dan tidur di sini. Semua perusahaan besar pasti berkantor pusat di sini. Semua bank kantor pusatnya di sini. Begitu juga dengan media nasional, semuanya mengendalikan bisnisnya di sini (kecuali grup Jawa Pos).
Sekolah-sekolah unggulan terbaik ada di sini. Kampus idaman berjubelan di sini. Mol terhebat, tercanggih, terbesar, terlengkap, terluas, berjajar di sini. Pertunjukan musik kelas dunia mampir di sini. Rumah sakit terlengkap padanya cuma di sini. Perpustakaan dan koleksi buku terlengkap dari seluruh dunia berjajar di sini. Masyarakat dari seluruh pelosok berbondong-bondong mengais rezeki di sini. Anak desa yang lulus sekolah maunya kerja di sini.
Bahkan Taman Mini Indonesia pun hanya ada di sini. Dan saya yakin semua Pemerintahan Daerah Provinsi di Indonesia punya kantor perwakilan di Jakarta yang sempit ini.
Jakarta juga tercatat sebagai kota yang ter di dunia. Berikut daftarnya:
- Kota terbesar ke-3 di Asia Timur
- Kota terbesar ke-6 dunia
- Kota pilihan ke-17 Pilihan Investasi dan Bisnis Dunia
- Kota pilihan ke-28 Tempat Tinggal Jutawan
Jadi, apalagi alasan untuk tidak menjadi orang nomor satu di kota ini?
Jadi gubernur Jakarta, berarti jadi gubernur paling hebat, paling besar, paling dikenal seantero Indonesia. Dan yang pasti, dibanding gubernur lain, gubernur Jakarta penghasilannya paling besar, akses politiknya paling luas dan jaringan bisnisnya paling dalam. Kantornya pun paling dekat dengan kantor presiden.
Makanya jangan aneh kalau begitu memasuki tahun 2012, sudah ada seabrek orang ber-KTP Indonesia yang mau jadi gubernur Jakarta. Ada dari kalangan politisi, akademisi, militer dan ekonom. Dan tidak ketinggalan orang Betawi juga ikut nimbrung ingin memimpin Jakarta.
Para gubernur dan wakil gubernur di daerah juga mulai ambil kuda-kuda untuk bisa merebut kursi nomor satu Jakarta. Jadi gubernur Jakarta berarti naik tingkat. Naik gengsi dan naik pendapatan. Padahal kalau di Amrik sana, setelah jadi gubernur, sasaran berikutnya adalah presiden!
Singkat cerita, menjelang pemungutan suara Pilgub Jakarta tanggal 11 Juli 2012, sudah ada dua puluan nama calon yang muncul ke permukaan. Beberapa sudah memproklamirkan diri, beberapa baru sebatas berita.
Ada selebriti, ada gubernur, ada wakil bupati, ada anggota DPR, ada purnawirawan TNI, ada pengamat politik, ada ekonom, juga ada blogger.