Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Satu Ibu, Dua Belas Anak (1)

Diperbarui: 22 Desember 2017   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hj Romlah binti H Achfas

Setiap kali berbincang soal keluarga dengan teman di rumah, di kampus ataupun di tempat kerja, saya selalu tertarik untuk menanyakan, "Saudara lo ada berapa?" Lalu jawaban mereka akan membuat saya takjub. Lima, tujuh, sembilan orang bersaudara. 

Wah, banyak sekali saudaranya, gumam saya. 

Jujur, itu adalah ekspresi alami yang selalu muncul di benak saya begitu mendengar jumlah anak lebih dari tiga yang dilahirkan dari satu rahim ibu. Bukan hanya soal ketegaran dan kekuatan seorang ibu mengalami persalinan sampai berkali-kali. Tapi juga soal kegigihan dan kecerdasan orang tua dalam membesarkan dan mendidik begitu banyak anak-anak mereka. 

Apalagi saat melihat foto keluarga besar mereka, ditambah dengan pasangan istri dan masing-masing anaknya. Setiap tahun, bisa dipastikan kameramen yang mengambil gambar keluarga besar itu akan mundur menjauh, karena jumlah orang yang harus difoto bertambah banyak. 

Saat teman-teman bertanya balik berapa jumlah saudara saya, mereka pun akan menunjukkan kekagumannya secara langsung (bukan dalam hati atau dalam bentuk gumaman). Kagum karena jumlahnya jauh lebih besar dari yang pernah mereka duga.

Saya selalu menjawab, ibu punya 12 orang anak. Sepuluh anak laki-laki, dua anak perempuan, dan itu belum termasuk dua calon bayi yang keguguran. Sampai saat ini, sebelas orang putra-putri pasangan H Rohimin (alm) dan Hj Romlah ini masih hidup, berkeluarga dan beranak-cucu, sedangkan seorang putrinya sudah lama meninggal dunia saat balita. 

Kok banyak banget, Dar? 

Ya, itulah realitanya. Orang tua saya termasuk orang yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai pernikahan seperti yang diamanatkan dalam Al Quran. Ayah seorang yang taat beribadah dan patuh pada ajaran Islam yang disampaikan alim ulama. Walhasil, urusan reproduksi menjadi urusan suci yang tidak boleh disia-siakan begitu saja. Tidak ada ceritanya mengatur kelahiran anak seperti disusun rinci dalam program Keluarga Berencana. Yang ada hanyalah menjalani kehidupan berumah tangga dengan niat ikhlas untuk ibadah. 

Jadi kalau digabung dalam satu bingkai foto, maka akan terlihat 35 60 kepala berpose di sana. Dan ajaibnya, puluhan kepala tadi, hidup di bawah naungan satu kepala yang sudah berusia 78 72 tahun lebih

Dialah Hj Romlah, ibu kami tercinta. 

Pengajar Tangguh 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline