[caption id="attachment_113597" align="aligncenter" width="638" caption="Testimoni pertama politisi Nazaruddin yang buron ke Singapura (http://politik.kompasiana.com/2011/05/30/bertepuk-tanganlah-partai-lain-testimoni-1/)"][/caption]
Sebuah testimoni yang ditulis oleh pengguna Internet bernama Muhammad Nazaruddin muncul di dua tempat, yaitu di Kompasiana dan Blogspot . Di kedua blog tersebut, si empu tulisan menggunakan identitas nama yang sama dan sama-sama didedikasikan untuk menampung testimoni seorang Nazaruddin. Di Kompasiana, Nazaruddin secara jelas menyebut dirinya sebagai "Anggota DPR Komisi VII, Bendahara Fraksi Demokrat". Blog yang dibuat tanggal 29 Mei 2011 ini menggunakan foto dirinya. Sehari setelah membuat akun di Kompasiana, tepatnya tanggal 30 Mei 2011, Nazaruddin merilis tulisan pertama berjudul "Bertepuk Tanganlah Partai Lain (Testimoni 1)". Testimoni ini tayang sekitar sejam setelah tulisan yang sama diposting di Blogspot. Jeda waktu penayangan ini setidaknya bisa dilihat dari jam tayang komentar di Blogspot. Pertanyaannya, apakah akun dan tulisan itu benar-benar ditulis oleh seorang Muhammad Nazaruddin yang kini dianggap sebagai bola liar bagi partai Demokrat? Pertanyaan ini penting untuk segera didapat kejelasannya, mengingat sebelumnya beredar SMS yang awalnya diklaim berasal dari Nazaruddin namun kemudian diyakini hanya SMS palsu dan hanya bertujuan menyudutkan pemerintah dan petinggi partai Demokrat, termasuk pendirinya, presiden SBY. Selain itu, dalam konteks Kompasiana, pertanyaan ini penting karena sebelumnya banyak sekali akun palsu yang menipu, antara lain akun Puri yang mengaku sebagai anak sekolah penderita kanker payudara, tapi ternyata hanya sebuah tokoh fiktif yang dibuat oleh peserta lomba yang diadakan oleh insan periklanan. Meskipun sudah ramai diberitakan oleh hampir semua media mainstream online, belum didapat jawaban pasti atas pertanyaan penting tersebut. Saya mendapatkan satu jawaban dari Vivanews, yang dalam beritanya menyebutkan bahwa Nazaruddin telah mengonfirmasi keaslian blog dan testimoni miliknya. Berikut saya kutip paragraf akhir berita di Vivanews:
Nazaruddin sendiri mengakui blog tersebut miliknya. "Iya," kata dia. Nazaruddin menegaskan ia yang menulisnya sendiri. "Di situ saya akan ceritakan banyak hal mulai perjalanan pribadi saya, perjalanan di partai, perjalanan sampai permasalahan ini ada, saya dipanggil siapa, diancam siapa, saya akan ceritakan semua di situ," kata Nazaruddin kepada VIVAnews.com lewat BlackBerry Messenger, Selasa 31 Mei 2011.
KOMPAS.com juga mendapat konfirmasi serupa dari rekan separtai Nazaruddin, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan. Kepada Ramadhan, Nazaruddin mengakui blog itu miliknya. "Menurut pengakuan Nazaruddin, itu (blog) miliknya dia. Sudah dikonfirmasi itu, dia menyatakan, itu miliknya dia," kata Ramadhan seperti dikutip KOMPAS.com. Meskipun yang dimaksud Vivanews dan KOMPAS.com dalam pemberitaan tersebut adalah blognya yang ada di Blogspot, keberadaan blog serupa di Kompasiana yang dibuat sehari sebelum testimoni pertama beredar bisa dipastikan dibuat oleh orang yang sama. Apalagi testimoni di kedua blog diposting pada waktu hampir bersamaan. Meskipun pengakuan sudah didapat langsung dari si empunya nama dan dikonfirmasi oleh rekan separtainya, saya masih ragu. Bagi saya, semuanya berjalan terlalu sempurna. Nazaruddin dipecat, Nazaruddin dicekal, Nazaruddin kabur ke Singapura, SMS fitnah, lalu keluar model komunikasi yang kini lagi ngetrend di semua kalangan: blog aka media sosial. Kasus email komisi8@yahoo.com yang heboh pertama kali di Kompasiana juga membuat saya sadar, betapa orang-orang yang sedang bermain politik mulai sadar betul kekuatan social media setelah kasus itu booming di semua media (online, cetak, televisi). Belum lagi saat saya mencoba menyimak jawaban-jawaban Nazaruddin atas keraguan para komentator di Kompasiana. Dengan 'mudah dan bangga' Nazaruddin menyantumkan link berita Vivanews itu untuk meyakinkan si penanya akan keaslian akun dan testimoni yang dimuat di Kompasiana dan juga Blogspot. Setelah tulisannya beredar luas di dunia dan mendulang ratusan komentar, Nazaruddin, per tanggal 1 Juni 2011 pukul 12:45 siang tadi, mulai berkicau di Twitter menggunakan akun @mnazar78. "Ya Allah tuntunlah aku dalam menghadapi fitnah nan keji ini. Ampunilah mereka yang khilaf akan murkaMu di hari akhirat nanti," kicaunya. Identitas nama dan foto yang digunakan di Twitter kurang lebih sama. Ini sejurus dengan kiat Personal Branding yang kerap saya kutip dari buku "Six Pixels of Separation" di pelatihan blogshop Kompasiana, yaitu gunakan nama dan foto yang sama di semua situs media sosial. Kicauan pertamanya tadi diikuti dengan kultweet yang dikirim lewat aplikasi BlackBerry for Twitter, beberapa mengutip tulisan di blognya. Salah satu kicauan yang menurut saya menarik berbunyi, "Termasuk penyebaran SMS fitnah seolah-olah saya pengirimnya. Saya tahu ini yang bermain politisi-politisi Golkar melalui konsultan media." Kembali ke pertanyaan penting di atas: Benarkah yang menulis testimoni di Kompasiana, Blogspot dan yang berkicau di Twitter adalah Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara partai Demokrat dan anggota DPR RI Komisi VII yang sekarang kabur ke Singapura? Untuk mendapat jawabannya, saya meminta tolong tim IT Kompasiana untuk mengecek lokasi saat tulisan itu ditayangkan. Lokasi ini bisa dilacak dengan menggunakan situs pelacak IP Address. Dan dari hasil pelacakan tersebut, diketahui bahwa testimoni Nazaruddin ternyata ditayangkan di sebuah tempat di Indonesia! Lantas, apakah dengan hasil ini otomatis menjawab pertanyaan soal keaslian penulis? Belum tentu. Bisa jadi penulisnya benar-benar Nazaruddin yang sudah (atau sedang) berada di Indonesia. Atau bisa jadi itu tulisan Nazaruddin yang diposting oleh orang suruhannya di Indonesia. Atau bisa jadi itu hanya orang iseng yang mengaku-aku sebagai Muhammad Nazaruddin. Banyak spekulasi yang bisa dikembangkan. Tapi yang pasti, testimoni itu bukan dibuat di Singapura atau Thailand atau negara lain, tapi dibuat di dalam negeri. Dibuat di Jakarta, sambil menunggu jawaban dari Muhammad Nazaruddin atas Pesan Kompasiana yang saya kirim kemarin sore, menanyakan keaslian akunnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H