Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Begini Cara Komplotan Pencopet Beraksi di Copacabana

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14051346431350069130

[caption id="attachment_315095" align="aligncenter" width="630" caption="Layar besar yang dipasang oleh panitia Piala Dunia 2014 dilihat dari Forte de Copacabana. (iskandarjet)"][/caption]

Sebagai salah satu tempat tujuan wisata terpopuler di Brasil, pantai Copacabana selalu dipenuhi oleh lautan manusia yang ingin menikmati suasana kota pantai di ujung selatan Rio de Janeiro.

Apalagi selama Piala Dunia berlangsung, di pantai ini didirikan layar lebar untuk nonton bareng. Juga dibangun tenda putih ukuran besar sebagai toko souvenir resmi FIFA World Cup 2014. Lengkap sudah alasan para pelancong untuk tumpah-ruah di sepanjang pantai.

Pusat keramaian seperti ini serta-merta menjadi madu bagi gerombolan penjahat yang berkeliaran di Rio. Meskipun konon sudah ada perjanjian tidak tertulis antara gengster di sana dengan pemerintah setempat untuk tidak mengganggu apara turis selama Piala Dunia, Tapi kejahatan masih terus terjadi.

Saat berlangsung semifinal antara Brasil dan Jerman, pantai Copacabana dipenuhi oleh ribuan turis yang ingin merasakan serunya nonton bareng di pinggir pantai. Salah seorang turis yang ada di situ adalah Yogi Ferdinan, turis asal Indonesia yang melancong ke Brasil bersama teman-temannya.

Saat berada di antara kerumunan turis di depan layar lebat, Yogi menyaksikan langsung bagaimana komplotan pencopet beraksi menggasak barang berharga dari tas atau saku turis.

“Saya lihat ada lima orang yang jadi korban,” katanya mengawali cerita.

Komplotan pencopet yang beroperasi di Copacabana bekerja dengan rapi dalam mengambil harta korbannya. “Pertama-tama dari penjahat itu ada yang menyenggol korban, lalu temannya mengambil dompet dari kantongnya,” lanjut Yoga.

Setelah barang diambil, si penjahat langsung mengoper barang jarahan itu ke temannya lain, begitu seterusnya sampai orang terakhir yang menerima barang itu hilang entah ke mana.

Dari lima orang yang menjadi korban, ada dua orang yang sadar barangnya diambil. Tapi ketika ditanya, si pencopet itu malah marah-marah seakan dia jadi orang tertuduh. “Mereka kerjanya rapi banget. Dua orang yang sadar dompetnya hilang itu gak bisa ngebuktiin tuduhannya,” tuturnya.

Baca juga:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline