Irwan salah salah satu kontes akademi Dangdut 2 Indosiar, awalnya suara selalu melonjak, mengalahkan yang lainnya, termasuk Danang Banyuwangi dan Evi Masambah. Tiap kali muncul Inwar, Madura menyambutnya dengan mesra, seolah mewakili seluruh Madura dimanapun berada. Bahkan para penjual Ikan di Pasar Kramat Jati, selalu bertanya pada saya, ketika tau saya dari Sumenep, "Bapak dimananya Irwan ?" , tanyanya mereka, bahkan semua kontrakan di Jakarta yang dihuni masyarakat Madura standby awal waktunya, sebelum Akademi di Mulai.
Meskipun satu sisi "Akademi dangdut sangat merugikan iman muslim" karena jam tayangnya yang bersamaan dengan Maghrib, tetapi Irwan yang dikenal sebagai "Pangeran Sumenep", orang pelosok Masaran Bluto, ternyata bisa ambil bagian menghibur masyarakat Indonesia, khususnya penggemar Dangdut. Tidak tanggung sejak 20 besar, 10 besar sampai 5 besar, nama Irwan menjadi orang orang tertinggi SMS-nya. Bahkan dibandingkan Evi Masamba yang pernah terlempar sebelum masuk lima besar, Irwan masih disebut orang nomor satu di Akademi dangdut 2.
Tetapi apa yang terjadi pada Irwan Sumenep, angkanya melorot jauh bahkan jauh tertinggal dibelakang, dan angka SMS-nya tidak mendongkrak perolehan tertinggi lagi. Melorot tertinggal jauh sejak Evi Masamba menang dalam acara seleksi kedua dalam babak "Lima besar" yang diambil dari para nominasi yang terleminir oleh SMS. Evi pernah jatu di sepuluh besar, justru menjadi jago yang tidak terkalahkan, Irwanpun dikalahkan Danang Banyuwangi.Lalu apa sebabnya Irwan bisa tergusur dan hanya Menang pada peringkat ke Tiga di Akademi Dangdut.
Saya perhatikan setiap Irwan minta dukungan SMS, selalu menyebut dua nama politikus yang kurang di sukai masyarakat Sumenep. Satu nama Bupati "Sumenep" Busyro Karim, kedua Said Abdullah tokoh PDIP. Keduanya adalah politikus yang selalu disebut sebut Irwan tiap kali minta dukungan "Ketik SMS". Itu maslahnya. yang semstinya tidak dilakukan Irwan. Karena di Sumenep sekarang akan berlangsung pesta akbar demokrasi yang melibatkan Bupati "Busyro Karim dan juga tokoh PDIP , Said Abdullah". Tentu saja inilah menyebabnya yang menjatuhkan Irwan dari kursi satu dangdut Akademisi, yang semestinya tidak dilakukan seorang Irwan ketika itu.
Simpati umat akhirnya menjadi terpecah di Madura, yang semua sepakat mendukung Irwan , kemudian menjadi terpecah belah, terlebih Said Abdullah dan Bupati Busyro Karim ini pernah datang ke Indonesiar , turut menghadiri pemilihan di Akademi Dangdut 2, yang tidak lepas dari mata masyarakat sumenep yang berafiliasi pada politik lain. Padahal potensi Irwan maju meraih kursi satu akademi dangdut ini sangat besar, selain modal suara yang sangat menawan dan lembut, juga dambaan semua orang, hanya saya Irwan terjebak permainan politik praktis yang memang sering mengencar seni
[caption id="attachment_368340" align="aligncenter" width="284" caption="Irwan Sumenep Gagal Meraih Orang Nomor 1 Akedemi Dangdut 2"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H