Lihat ke Halaman Asli

Zulkarnain El Madury

Lahir di Madura pada tahun 1963,

Bedanya Jokowi dan Abu Bakar Al Baghdady: BBM Naik dan BBM Gratis

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini soal melindungi rakyat dari kedua pemimpin, dengan satu prilaku naikkan BBM, dan akibat yang tak terbayangkan sebelumnya. Misalnya inflasi dalam segala sektor, termasuk rakyat yang selalu menjadi korban arogansi pergiliran kepemimpinan negerinya. Kalau bicara "Jokowi" sudah pasti yang di maksud, seorang Presiden yang menempuh jenjang kepresidenan dari wali kota sana dengan segala prestasinya, meskipun bukan pretasi yang ditunggu rakyatnya. Tetapi prilaku lata rakyat ini yang sekedar wawasan asal bisa makan, dukung mendukung dalam pilihan presiden sudah tak asing lagi, yang penting makan, meskipun tidak pernah tau resikonya memilih.

Jokowi yang di dewakan oleh kelompoknya, tentu merupakan figur pilihan yang tepat, tetapi persentase kelompok asli Jokowi sudah jelas tak akan sebanyak hasil pemilu kemaren yang mengantar Jokowi jadi presiden. Sebab mereka itu juga ikut ikutan para petualang yang ada di belakangnya, karena bagi masyarakan yang bodoh dan awam politik, ikut itu salah satu penghidupan, meskipun kenikmatan hanya sehari. Soal revolusi mental atau revolusi apa namanya, jelas mereka tidak pernah tahu. Bagi mereka hidup itu hanya satu bisa hidup mendapatkan bekal hidup, meskipun hanya sesaat.  Sama dengan pemilihan kepala desa, dukung mendukung itu penuh dengan resiko besar, lapar atau mati di tikam yang kalah. Kalau resikonya sekarang harus menerima naiknya BBM, itu kan resiko yang tak pernah di perhitungkan. Sedangkan seorang Jokowi merasa rakyat sudah mengerti tentang DIA sang Presiden. Itulah sebabnya dia tak pernah berpikir apakah rakyat saya mampu hidup kalau BBM naik atau tidak atau justru saya menggali kubur rakyat dengan kenaikkan BBM.

Tanya kepada rakyat apakah kenaikan BBM itu cukup dengan kartu sejahatera yang ditawarkan Jokowi ?. kalau 2000 rupiah menjadi alasan kecil pemerintah, sama halnya dengan menimbun permasalahan berat ditengah rakyat, karena kenaikan semua kebutuhan lebih dari dua ribu rupiah. Apakah ini yang disebut revolusi mental ?. Awal langkah yang salah seorang Jokowi ?

Bandingkan dengan Abu Bakar Al Baghdadi, seorang pemimpin ISIS atau Daulah Irak, tanyakan kepada rakyat dipimpinnya. selain merasakan BBM Gratis dari pemerintahannya, Juga Abu Bakar Al baghdadi tak pernah menyia nyiakan kehidupan rakyatnya, sekalipun sempat diisukan sebagai mesin pembunuh, tetapi rakyat mereka tidak ada yang menderita kelaparan atau kekuarang beras, karena serba gratis. Al Badgdadi menjadi pahlawan bagi kaum miskin, albaghdadi menjadi pembela kaum lemah, semua masalah yang dihadapi rakyatnya tidak lepas dari solusinya yang menarik simpatik. Nah ini Presiden atas nama rakyat yang dipilihnya, bersumpah atas nama Allah, justru berkelekar dengan Tuhan, bahkan kalau ma baca buku PUTIH PDIP yang ada 'MENENTANG KENAIKAN BBM". sama dengan bentuk pengkhianatan terhadap rakyat.

Justru Malaysia menurunkan BBM untuk rakyatnya, membebaskan rakyatnya dari belenggu kemiskinan dan kesengsaraan membeli BBM, setelah Indosat , BBM, apalagi kelak yang akan dilakukan PDIP atau JOKOWI, atau Jokowi akan ditinggal PDIP kalau Jokowi diturnkan Rakyat ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline