Lihat ke Halaman Asli

Zulkarnain El Madury

Lahir di Madura pada tahun 1963,

Mitologi dan Paganisme Masih Belenggu Umat Islam Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menurut Ibnu Taimiyah Islam itu sikap pasrah, tunduk patuh pada Allah dan hukumnya. Tidaklah sempurnah Islam seorang muslim selama masih mengakui aplikasi kehidupan, arah dan cara pandang yang datang dari luar Islam. Diantaranya bila ada orang Islam yang masih menekuni pandangan hidup yang lahir dari luar Islam, atau yel yel yang mengganggu kemurnian aqidah, tidaklah dapat ditolerer keberadaannya sebagai Islam yang konsekwen menjalankan perintah Islam.

Terlebih brangkas kemusyrikan yang menjadi softwere dan hardwere masa lalu sebelum tercatat sejarah ada orang Islam di negara ini, seperti warisan primbon jawa yang sangat hinduisme, bahkan merupakan mediasi kekafiran yang masih berlaku dan marak di masyarakat ditengah perang budaya yang merusak Islam. Tanpa disadari jutaan umat Islam terperangkap pada kekafiran yang dikemas sedemikian rupa. Yaitu kekafiran dan kemusyrikan dalam almanak Jawa, yang dipakai para pendukung dan pecandu primbon Jawa.

Konsep hinduisme yang masih diyakini sebagian besar Islam di negara kita ini , meskipun hanya berupa neptu hari sial dan untung, ternyata masih banyak di amalkan oleh ormas orma Islam di almanaknya, padahal jelas, neptu hari hari ini dibuat orang kafir dan sangat mengandung unsur pengrusakan aqidah.
Untuk membuktikan kebenaran atau fakta nyata bahwa neptu hari ini bisa membuat fatal umat Islam yang mengamalkannnya , bisa menjerumuskan pelakunya pada kemusyrikan besar, adalah sebagai berikut :
Neptu Hari
Minggu Pon : 12
Senin Pon : 11
Selasa Pon : 10
Rabu Pon : 14
Kamis Pon : 15
Jum’at Pon : 13
Sabtu Pon : 16
Minggu Kliwon: 13
Senin Kliwon : 12
Selasa Kliwon : 11
Rabu Kliwon : 15
Kamis Kliwon: 16
Jum’at Kliwon: 14
Sabtu Kliwon : 17
Minggu Pahing: 14
Senin Pahing : 13
Selasa Pahing: 12
Rabu Pahing : 16
Kamis Pahing: 17
Jum’at Pahing: 15
Sabtu Pahing: 18
Minggu Wage: 9
Senin Wage : 8
Selasa Wage : 7
Kamis Wage : 12
Jum’at Wage : 10
Sabtu Wage : 13
Minggu Legi : 10
Senin Legi : 9
Selasa Legi : 8
Rabu Legi : 12
Kamis Legi : 13
Jum’at Legi : 11
Sabtu Legi : 14

Rumusan semacam ini dikait kaitkan dengan nasib manusia dan binatang hayal seperti naga, menjadi simbol tersendiri. Terlalu banyak umat Islam sangat mempercayainya, bahkan diluar nalar sehat masih diadopsi banyak ormas ormas Islam dalam almanaknya. Mengidentitaskan dirinya sebagai orang perduli budaya kemusyrikan .Bagi Jawa, Madura, Bali. Neptu tersebut masih berlaku, dimulyakan sebagai peninggalan, meskipun jelas bukan saja tasabbuh, juga turut andil mensukseskan paganisme dalam keyakinan neptu hari hari sial dan beruntung.

Dalam neptu itu yang dikaitkan dengan Naga seolah nasib untung manusia terkait dengan Naga. Ini jelas pendangkalan aqidah dan pemurtadan umat Islam yang tak pernah disadari oleh umat Islam. Misalnya disebutkan mau Pindah rumah, menentukan awal kerja yang baik, menentukan melamar wanita, menentukan waktu keluar rumah terbaik , semuanya mengikuti perpindahan NAGA CANCAKA yang berubah rubah kedudukan menurut keyakinan Jawa. Bahkan Dipastikan tiap Jama Naga naga itu berputar dalam neptu neptu tersebut. Ini jelas adalah kekafiran nyata yang belenggu umat Islam.

Contohnya disebutkan tentang peredaran Naga disebutkan seperti ini

Penjelasan Kedudukan Sang Naga


Apabila dihitung Neptu hari da pasarannya sbb :
7, 12, 17 : Naga berada di Timur Laut
8, 13 : Naga berada di Barat Laut
9, 14 : Naga berada di Barat Daya
10, 15 : Naga berada di Tenggara
11, 16, 18 : Naga berada di Timur

Yang memiliki rincian sebagai berikut :

Kelemahan Naga
No Hari/ Pasaran Kedudukan Tidur Bangun Lengah Naga
1 Minggu Pon Timur Laut 09.00 00.00 10.00 – 22.00
2 Senin Wage Barat Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
3 Selasa Kliwon Timur 12.00 16.00 13.00 – 15.00
4 Rabu Legi Timur Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
5 Kamis Pahing Timur Laut 08.00 15.00 09.00 – 15.00
6 Jum’at Pon Barat Laut 11.00 00.00 12.00 – 23.00
7 Sabtu Wage Barat Laut 08.00 00.00 19.00 – 23.00
8 Minggu Kliwon Barat Laut 09.00 00.00 10.00 – 22.00
9 Senin Legi Barat daya 08.00 23.00 09.00 – 22.00
10 Selasa Pahing Timur Laut 12.00 16.00 13.00 – 16.00
11 Rabu Pon Barat Daya 08.00 23.00 09.00 – 22.00
12 Kamis Wage Timur Laut 08.00 15.00 09.00 – 14.00
13 Jum’at Kliwon Barat Daya 11.00 00.00 12.00 – 23.00
14 Sabtu Legi Barat Daya 08.00 00.00 09.00 – 23.00
15 Minggu Pahing Barat Daya 09.00 00.00 10.00 – 23.00
16 Senin Pon Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
17 Selasa Wage Timur Laut 12.00 16.00 13.00 – 15.00
18 Rabu Kliwon Tenggara 08.00 23.00 09.00 – 22.00
19 Kamis Legi Barat Laut 08.00 16.00 09.00 – 15.00
20 Jum’at Pahing Tenggara 11.00 00.00 12.00 – 23.00
21 Sabtu Pon Timur 08.00 00.00 09.00 – 23.00
22 Minggu Wage Barat Daya 09.00 00.00 10.00 – 23.00
23 Senin Kliwon Timur Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
24 Selasa Legi Barat Laut 12.00 16.00 13.00 – 15.00
25 Rabu Pahing Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
26 Kamis Pon Tenggara 08.00 15.00 09.00 – 14.00
27 Jum’at Wage Tenggara 11.00 00.00 12.00 – 23.00
28 Sabtu Kliwon Timur Laut 08.00 00.00 09.00 – 23.00
29 Minggu Legi Tenggara 09.00 00.00 10.00 – 23.00
30 Senin Pahing Barat Laut 08.00 23.00 09.00 – 22.00
31 Selasa Pon Tenggara 12.00 16.00 13.00 – 15.00
32 Rabu Wage Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
33 Kamis Kliwon Timur 08.00 23.00 09.00 – 22.00
34 Jum’at Legi Timur 11.00 00.00 12.00 – 23.00
35 Sabtu Pahing Timur 08.00 00.00 09.00 – 23.00

Ini kepercayaan yang masih mengakar dalam tubuh umat Islam di Jawa utamanya, terpedaya oleh bentuk bentuk kemusyrikan yang terkemas dalam neptu neptu hari yang seolah bisa membuat manusia berobah manakala mengikuti aturan yang berlaku pada Neptu. Sepertinya umat Islam di Indonesia masih belum punya Imam yang benar, sehingga masih menggantungkan Nasib pada Naga Cancaka, yang dongeng belaka. Benarlah kata Ibnu Taimiyah. Tidaklah dapat disebut Islam selama masih berkeyakinan dengan ajaran sesat seperti tersebut diatas. Semoga Umat Islam mau mengetuk hatinya, menyadari kealpaannya, bahwa yang dilakukan mereka dengan mempercayai neptu neptu hari tersebut adalah sebuah kekafiran, herannya masih banyak ormas Islam mensponsori peredaran almanak atau kelender yang syarat muatan paganisme tersebut




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline