[caption id="attachment_149925" align="aligncenter" width="246" caption="Ilustrasi sumber : http://www.hefamily.org"][/caption] Bukan bermaksud mendiskreditkan pihak kepolisian, ini adalah realita yang saya alami. Saat itu dimana saya sedang menjalani proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Pagi hari sekitar jam 10.30 sebelum acara perpisahan peserta KKN Kecamatan Segeri yang akan di laksanakan mulai pukul 16.00, saya yang kebetulan saja di beri amanat menjadi Koordinator Kecamatan saat itu melakukan persiapan mulai dari perlengkapan dan acara yang nantinya akan di pentaskan. Kami bersama teman - teman sepakat mengambil Gedung Aula Olahraga Segeri untuk di jadikan tempat acara perpisahan yang terletak hampir berhadapan dengan kantor kapolsek segeri. yah jaraknya mungkin sekitar 8 meter dari kapolsek. Saat itu kebetulan saya mau mengambil cas laptop di posko salah satu kerabat KKN saya yang tak jauh dari gedung, yah mungkin jaraknya sekitar 20 meter dari gedung olahraga. Karena malas jalan, hehee, saya menggunakan motor boncengan bersama temanku. tanpa menggunakan helem, saya lewat di depan kantor kapolsek yang kebetulan saja, ada 2 bapak polisi yang berdiri di depan kapolsek. Merekapun menahan saya dan langsung saja marah. "Kenapa tidak pake helem dek ?" "Saya tidak tahu pak, kalau disini pake helem" sekedar info : Letak kapolsek dan gedung olahraga, berada di tengah tengah daerah kecematan segeri. tapi bukan di Jalan Poros Raya, tapi daerahnya hanya di kelilingi aspal yang mungkin lebarya sekitar 3 smpe 4 meter. Jadi saya masih menggap itu adalah lorong, karena saya masih banyak melihat warga lalulalang di daerah situ tanpa menggunakan helem. Namanya juga saya yang baru datang ber KKN tanpa mengetahui kultur dan aturan yang berlaku di Segeri. "Saya sudah sampaikan temanmu di kecamatan sebelah, ada juga temanmu yang saya sudah tegur !!!", dengan nada marah bapak polisi membentak saya. Ya ampun, ini bapak nyadar tidak bicara. Katanya dia sudah sampaikan di KECEMATAN SEBELAH. Itu kan di kecamatan sebelah, bukan disini pak. "Maaf pak, tidak ada yang melanjutkan informasi bapak ke saya. Saya tidak tahu sama sekali kalau di jalan kecil seperti ini harus pake helem juga. Toh, banyak saya lihat warga lalu lalang tanpa menggunakan helem. Saya kira nanti pake helem kalau di jalan poros depan pak" "Ahh, alasan, masuk kedalam" polisi itu langsung mengambil kunci motorku dan menyuruh saya masuk ke kantor polisi. Di dalam, belum sempat saya bicara, langsung saja saya di tilang dan di suruh tanda tangan. Heran juga saya dengan polisi ini, tanpa memberitahukan ke saya sebelumnya langsung saja main tilang. Bukankah saya ini hanya ber-KKN di Segeri ?, Tujuan saya datang selain membangun Desa / Kelurahan, saya kan masih harus mempelajari aturan yang berlaku di kecematan Segeri ?, mungkin salah satunya dengan cara memberikan dulu teguran kemudian diinformasikan peraturan yang berlaku di daerah Segeri. Jika saya melanggar baru dah, bapak tilang saya. Mungkin seperti ini bunyinya "walaupun di LORONG - LORONG harus pake Helem". Kalau bapak polisi di segeri mau bertujuan baik untuk meyampaikan kepada masayarakat segeri sampai dengan peserta KKN tujuan menggunakan helem itu apa dan walaupun di jalan kecil kenapa harus menggunakan helem, bisa kan hadir saat seminar Kecamatan dan menyampaikan unek - uneknya, agar kita bersama - sama mengkampayekan program pake helem DIMANA SAJA. Bisa jadi masuk dalam program Kecamatan kita. Tapi apa yang terjadi. saat seminar kecamatan, tak satupun dari bapak polisi hadir, padahal saat seminar kecamatan kita menggundang Pak Polisi sendiri, Pak Camat, Pak Lurah / Desa, Pak RK/RW, Tokoh Agama, Masyrakat dan masih banyak lainya. Ini kan bisa di jadikan moment untuk meyampaikan itikad baik bapak (Semoga saja tidak ada tujuan lainya) tapi entah kenapa, saat bapak tilang saya, langsung saja saya di salahkan, katanya sudah di kasi tau tapi tetap saja begitu. Kapan bapak kasi tau saya yah ?. Semoga saja, atas kejadian yang menimpah saya bisa ada hikmah untuk kita semua, baik dari masyrakat maupun yang akan ber-KKN nantinya. "Gunakanlah helem walaupun di lorong rumah", begitu ungkapan salah satu Polisi yang sempat saya ajak berdialog yang nampaknya dia sedang emosi karena kecapean. Salam Hormat ku pak, terimah kasih sudah menilang saya. http://kumisjaim.web.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H