Lihat ke Halaman Asli

Kabar Tsunami untuk Danang

Diperbarui: 23 Desember 2018   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

DANANG terkejut waktu mendengar kabar tsunami terjadi di Provinsi Lampung dan Provinsi Banten.  Tangannya meraih telepon genggam yang tergeletak di meja.  Ia mencari nomor telepon kakaknya, Amanda.  

Kedua tangannya gemetar.  Bibirnya tak berhenti bershalawat, mengagungkan kebesaran Nabi Muhammad.  Namanya yang dicari dalam buku telepon tak kunjung terlihat.  

"Ya Allah,  ya Allah,  ya Allah.  Ini salahku,  sudah pasti ini salahku, jangan ambil mereka, " katanya sambil terus mencari.  

Dia mengulang urutan nama yang tersimpan di phonebook dari awal.  Ini dia,  ujar Danang.  Ia menghubungi nomor Amanda dengan segudang harapan.  Berulang kali nomor tersebut dihubungi,  tapi tak sekalipun menjawab.

Danang mengirim pesan singkat lewat aplikasi whatsapp.

Mbak,  posisi ada di mana
Kok telepon nggak diangkat
Habis sholat langsung jawab ya..
Bagaimana kondisi Wawan,  Irma dan Ira.  

Mahasiswa jurusan ilmu Kesejahteraan Sosial (Kesos)  sebuah institut di Lenteng Agung itu berusaha menekan rasa khawatir dengan berwudhu dan menjalankan ibadah sholat Isya.  Ia berdoa kakak dan ketiga keponakannya tidak menjadi korban keganasan air laut Selat Sunda.  

Selesai shalat,  ia kembali menghubungi Amanda. Tetap saja telepon yang dihubungi berada di luar jangkauan.  

"Ya Allah,  apa yang harus ku lakukan, " ucapnya berlinangan air mata.  

Pikirannya menerawang jauh,  mengingat kejadian dua hari lalu.  Amanda memintanya tidak menginap di kosan.

"Nang,  kamu tidur di rumah ini ya. Jangan di kosan.  Kakak mau nginep di Pantai Anyer soalnya, " katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline