Lihat ke Halaman Asli

ishomrn

Pendidik

Pemberdayaan Kader Kesehatan Reproduksi Melalui Pemeriksaan Mikropenis dan Hipospadia Siswa SDN

Diperbarui: 8 Desember 2024   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama guru dan orangtua murid (sumber : koleksi pribadi)

Pemberdayaan Kader Kesehatan Reproduksi Melalui Pemeriksaan Mikropenis Dan Hipospadia Siswa SDN Model Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi

Program Studi Spesialis Andrologi, Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RS. Dr. Soetomo melaksanakan pengabdian masyarakat dengan topik "Pemberdayaan Kader Kesehatan Reproduksi Melalui Pemeriksaan Mikropenis dan Hipospadia Siswa SDN Model Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi". Pengabdian Masyarakat ini diketuai oleh Dr. Reny I'tishom, M.Si bersama dr. Agustinus, dr.,Sp.And.,K-FER dan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Andrologi FK UNAIR-RSUD. Dr. Soetomo Surabaya.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2024 di SD Negeri Model Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua dan guru dengan harapan mereka dapat menularkan ilmu yang didapat dari edukasi ini kepada orang tua murid yang lain mengenai Kesehatan Reproduksi anak laki-laki, apakah organ reproduksi nya normal atau tidak yaitu mikropenis dan hipospadia.

Pada pengabdian masyarakat ini selain memberikan edukasi kepada orangtua murid dan guru, juga dilakukan pemeriksaan secara langsung kepada siswa laki-laki apakah mengalami mikropenis atau hipospadia. Sebelum dilakukan pemeriksaan orang tua juga dijelaskan tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan alat kelamin putra nya, bahkan orang tua murid dipersilahkan melihat langsung bagaimana cara melakukan pemeriksaan mikropenis dan hipospadia. Pelaksanaan kegiatan ini untuk legalitas juga mendapat Sertifikat Kelaikan Etik dan Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Orangtua murid juga wajib mengisi informed consent (Pernyataan kesediaan) anaknya diperiksa.

Pengabdian masyarakat ini dibuka langsung oleh Kepala Sekolah SDN Model Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi Drs. Idham Kholid. Dalam kesempatan ini ketua tim pengmas FK UNAIR Dr. Ishom menyampaikan pentingnya edukasi seperti ini karena kasus mikropenis dan hipospadia juga meningkat. Di musim liburan sekolah banyak pasien anak-anak yang datang ke Poli Andrologi. Penjelasan mengenai Mikropenis dan hipospadia disampaikan langsung oleh ahlinya dr. Agustinus dari FK UNAIR-RSUD. Dr. Soetomo-RS. Universitas Airlangga Surabaya. Dr. Agus, biasa dipanggil menyampaikan bahwa kesehatan reproduksi sangat penting pada anak laki-laki sejak dini. Di Poli Andrologi RSUD Dr. Soetomo, angka kunjungan mikropenis sejak Januari-Desember 2023 mencapai 14 orang dan angka pasien hipospadia mencapai 6 orang. Angka ini relatif tampak kecil namun sebenarnya kasus mikropenis dan hipospadia adalah fenomena gunung es, karena tidak semua orang tua mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kelainan dan memiliki kesadaran untuk memeriksakan anaknya ke dokter. Selama ini masih sedikit data mengenai kasus-kasus mikropenis dan hipospadia. Data yang menggambarkan ukuran panjang penis rata-rata siswa sekolah dasar juga masih sedikit. Sehingga pemeriksaan fisik dan genitalia pada siswa sekolah dasar sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat tentang ukuran rata-rata panjang penis sekaligus sebagai penapisan terhadap mikropenis, hipospadia dan kelainan lain. Penyuluhan tentang status andrologi juga perlu diadakan bagi orang tua murid sekolah dasar karena ketidaktahuan orang tua untuk memeriksakan anaknya ke dokter spesialis apa sehingga dalam program pengabdian masyarakat ini diadakan penyuluhan tentang status andrologi yang meliputi mikropenis dan hipospadia. Dengan penyuluhan ini diharapkan orang tua dapat menyadari bila ada kelainan pada anak laki-lakinya dan dapat segera memeriksakan anaknya ke Spesialis Andrologi.


Sebelum diberikan edukasi, peserta diberikan pretest terkait kesehatan reproduksi pria. Setelah pemberian materi peserta juga harus menjawab post test, dengan tujuan sampai seberapa pemahaman orangtua dan guru terhadap materi yang diberikan. Di akhir sesi diberikan waktu tanya jawab dan setelah itu pemeriksaan mikropenis dan hipospadia di ruang periksa khusus yang telah disediakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Penulis (Ishom dan Agustinus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline