Lihat ke Halaman Asli

Ishmanda Sekar Khalisha

Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Parasocial Relationship: Seberapa Buruk Dampaknya terhadap Diri Sendiri?

Diperbarui: 21 Juni 2022   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  Seiring berkembangnya zaman, segala bentuk teknologi, informasi, dan komunikasi juga tentunya turut berkembang, terutama di era globalisasi ini. Seluruh masyarakat dari berbagai belahan dunia pun dapat dengan mudahnya menerima dan menyebarkan informasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Hal inilah yang menyebabkan industri dunia hiburan dapat berkembang dengan pesat dalam era ini.

     Industri dunia hiburan merupakan salah satu industri yang sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini didukung oleh berkembangnya teknologi dan sosial media yang dapat menjadi tempat bagi masyarakat untuk mencari hiburan baik itu dalam berbentuk konten foto atau video, program, musik, perfilman, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, salah satu contoh industri hiburan yang terbilang sangat sukses hingga dapat mengubah struktur kebudayaan masyarakat yaitu berkembangnya korean wave atau budaya Korea yang masuk ke negara lain dan tersebar secara global.

      Unsur korean wave yang sangat terkenal dan berpengaruh terhadap industri hiburan yang ada di Indonesia yaitu K-Pop dan K-Drama. Fenomena ini mulai berkembang sejak merebaknya musik pop dan drama-drama Korea yang ditayangkan di berbagai media sosial maupun media elektronik sejak 2002. 

Selain karya yang unik dan disertai munculnya kebosanan terhadap industri hiburan yang itu-itu saja, faktor lain yang mendorong masyarakat untuk menyambut kebudayaan ini dengan antusias dikarenakan adanya daya tarik dari sosok figur atau idola yang memerankan peran mereka dalam suatu layar media Dengan diawali oleh rasa kagum, 

baik itu dari segi kemampuan atau penampilannya, masyarakat pun akan semakin tertarik untuk mengenal idola tersebut lebih dalam yang berujung akan timbulnya suatu perasaan fanatik biasa yang kita sebut sebagai parasocial relationship.

      Menurut penulis, parasocial relationship merupakan suatu hubungan sepihak yang dibentuk oleh suatu individu dengan figur atau idola yang digemari, tetapi disertai dengan ketertarikan yang berlebih dan dapat memicu timbulnya perasaan untuk mengenal dan mengetahui kehidupan idolanya secara mendalam. 

Figur yang dapat diidolakan oleh seseorang tidak hanya berlaku bagi idol K-Pop saja, tetapi juga dapat berlaku bagi aktor, selebriti, influencer, karakter fiksi, hingga tokoh kartun dari berbagai negara. 

Melalui berbagai interaksi dengan idola yang digemari, individu akan secara otomatis menyukai segala hal dari dirinya, baik itu sifat, kegemaran, tingkah laku, ekspresi wajah, selera humor, dan unsur pribadi lainnya yang dapat menciptakan rasa kedekatan dengan idola tersebut. 

Kedekatan tersebut juga dapat muncul secara emosional sehingga dapat meningkatkan rasa empati terhadap idola tersebut, seperti turut merasakan kebahagiaan ketika sang idola meraih penghargaan atau turut merasakan kesedihan ketika sang idola sedang dihadapi masalah. Lalu jika demikian, apa dampak buruknya bagi diri sendiri?

 Parasocial relationship pada umumnya dialami oleh individu yang merasa kesepian. Oleh karena itu, individu tersebut akan memanfaatkan keberadaan idolanya untuk mengisi kekosongan yang ada dalam hidupnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline