Lihat ke Halaman Asli

Lulu Ishmah

Mahasiswa

Ibu Membully Anak?

Diperbarui: 5 Januari 2024   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ibu Membully Anak?

 

Oleh:

Lu’lu’ Ishmah Ramadhani dan Febritesna Nuraini

(Mahasiswa PG PAUD FKIP Universitas Ahmad Dahlan)

Pelaku pembullyan biasanya dilakukan pada anak-anak dan remaja. Mungkinkah pelakunya seorang ibu? Beredar viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan seorang anak diduga dianiaya oleh orang tuanya, tindakan tersebut diduga dilakukan oleh Ibu tiri berinisial MB, MB melakukan hal tersebut dikarenakan MB kesal terhadap korban yang kerap mengambil makanan di dalam lemari, dengan alasan makanan tersebut bukan hanya milik mereka, melainkan milik orang lain juga yang tinggal di Rumah (Sumber: Liputan6.com, 2019). Selain itu, ada juga berita dari (Sumber: Kompas.com, 2023) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang Dimana Ibu angkat tega menganiaya anak yang berusia 19 bulan, diduga pelaku kesal lantaran sang anak yang digendong menangis terus menerus

Tercatat dari data KOMNAS Perempuan tahun 2023 banyaknya kasus kekerasan pada anak terutama Perempuan, dalam data tersebut terbagi menjadi 3 ranah, yaitu ranah personal dengan 2098 kasus, ranah public 1276 kasus, dan ranah negara 68 kasus. Ada beberapa bagian dari bentuk kekerasan, yaitu kekerasan fisik, kekerasan pisikis/emosi, kekerasan seksual, kekerasan sosial. Namun dari beberapa bentuk kekerasan tersebut yang sering terjadi adalah kekerasan fisik, korban laki-laki sebanyak 5.741 sedangkan perempuan 23.953.

Beberapa berita di atas menunjukkan bahwa tidak semua orang tua bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya, kandung ataupun sambung seharusnya mereka bisa memperlakukan anak mereka dengan baik, kebanyakan orang tua selalu menjadikan anak sebagai pelampiasan amarah saat sedang lelah, padahal jika orang tua memberitahu anak dengan baik, anak pasti akan mengerti. Belajar parenting sebelum menikah sepertinya sangat penting untuk mereka yang ingin menjadi orang tua, hal-hal kecil bagi mereka para calon orang tua, tidaklah kecil bagi anak nantinya, banyak yang harus mereka pelajari tentang bagaimana merawat anak dan lainnya.

 Calon orang tua di luar sana, perlu mempersiapkan diri yang secara finansial, fisik, maupun emosional. Melihat di Zaman sekarang ini, banyak sekali kasus orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anaknya, bahkan hanya karena masalah sepele, permasalahan seperti tersebut disebabkan karena kurangnya kesiapan untuk menjadi orang tua, emosi mereka masih belum stabil dalam menghadapi masalah yang menimpa, ada juga pengaruh lainnya seperti, trauma dimasa lalu dari orang tua, stress, masalah ekonomi atau masalah kejiwaan

Anak yang perkembangannya mengalami kekerasan ini dapat melemahkan keterikatan dari orang tuanya, inilah beberapa akibat yang akan dihadapi oleh anak dari masalah ini adalah berupa fisik, gangguan mental yang menyebabkan dia trauma karena masalah tersebut, anak juga sulit berkomunikasi dan bersosialisasi yang berdampak pada perkembangannya, mereka bisa menjadi anak pemalu, rendah diri, hingga menjadi penakut.

Anak-anak mungkin bisa saja melakukan tindakan yang tidak diinginkan, karena terlalu capek dan terus-menerus diganggu oleh rasa takut terhadap orang tua mereka, anak akan takut pulang ke Rumahnya sendiri, karena harus bertemu dengan orang tua yang selalu memarahinya, sampai melakukan tindakan kekerasan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline