Lihat ke Halaman Asli

Dampak Kebijakan Satu Anak di China

Diperbarui: 16 November 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

China adalah negara yang luas dan kaya akan budaya yang terletak di Asia Timur. Negara ini adalah negara dengan populasi terpadat di dunia, dengan sekitar 1,4 miliar penduduk, sebagian besar berasal dari kelompok etnis Han, yang sekitar 92% dari populasi. Negara ini dicirikan oleh lanskap etnisnya yang beragam, yang terdiri dari 55 kelompok etnis lain yang diakui secara resmi, yang masing-masing berkontribusi pada kekayaan budaya dan tradisi Tiongkok.

Kebijakan Satu Anak di Tiongkok, yang sejak tahun 1979 sampai 2015, mempunyai dampak yang signifikan terhadap demografi dan struktur sosial negara tersebut. Banyak masyarakat yang merasa terganggu akan bebijakan ini. Karena bisa mengahambat banyak faktor. Kebijakan ini diperkenalkan sama pemerintah China di bawah Deng Xiaoping untuk mengendalikan pertumbuhan populasi yang dianggap terlalu cepat. Kebijakan ini untuk membatasi setiap keluarga untuk hanya mempunyai  satu anak, dan ada beberapa keluarga mengirimkannya ke kelompok etnis minoritas dan keluarga pedesaan yang mempunyaii anak perempuan sebagai anak pertama mereka.

Ada beberapa dampak akibat adanya kebijakan ini, yaitu :

Dampak Penurunan Angka Kesuburan

Kebijakan ini berhasil menurunkan angka kesuburan di Tiongkok secara drastis.14 Angka kelahiran rata-rata turun dari 2,63 kelahiran per wanita pada tahun 1980 menjadi 1,61 pada tahun 2009.6 Hal ini membantu mengurangi tekanan populasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi Tiongkok dalam jangka pendek.

Dampak Perubahan Struktur Demografi

Kebijakan tersebut telah menyebabkan penuaan penduduk yang cepat, dengan proporsi orang lanjut usia meningkat secara signifikan dan Ada ketidakseimbangan dalam rasio jenis kelamin, dengan lebih banyak laki-laki daripada perempuan, karena preferensi budaya terhadap anak laki-laki.

Dampak Sosial

Adanya penurunan angka kelahiran, kebijakan ini berhasil menurunkan angka kelahiran dari 2,63 kelahiran per wanita di tahun 1980 menjadi 1,61 di tahun 2009. Akan tetapi, penurunan ini menyebabkan permasalahan demografi, rasio jenis kelamin yang tidak seimbang, anak laki-laki sudah menyebabkan rasio jenis kelamin yang sangat tidak seimbang, karena lebih banyak anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Karena ini sangat berpotensi menimbulkan masalah sosial di masa yang akan mendatang, contohya dalam mendapatkan pujian hati. Penduduknya semakin tua, kebijakan ini telah terjadinya populasi yang menua, dengan populasi yang semakin menua akan tetapi jumlah orang yang bekerja menurun. Diperkirakan di tahun 2079, pasti lebih banyak orang di luar angkatan yang bekerja dibandingkan dengan angkatan yang bekerja.

Dampak Ekonomi

Banyaknya tenaga kerja yang kurang, penurunan jumlah penduduk muda akan terjadi kekurangan tenaga kerja, yang bisa mengancam pertumbuhan ekonomi di China. Lalu naiknya jumlah penduduk yang lansia dan turunnya jumlah penduduk muda, biaya di kesehatan dan pensiun bisa  naik secara drastis dan ini menyebabkan sistem sangat terbebani di dalam perekonomian di China.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline