Lihat ke Halaman Asli

Juncker, Tersingkir karena Perilaku Intelijen

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perdana Menteri Luksemburg, Jean-Claude Juncker dihormati karena telah membantu zona euro bertahan dari gempuran krisis yang lebih mendalam. Meskipun demikian, pemimpin pemerintahan terlama di kawasan Uni Eropa tersebut gagal menyelamatkan pemerintahannya sendiri. Juncker dituduh gagal mengendalikan badan intelijen dalam melakukan tindakan illegal dan korupsi.

Sesudah hampir 20 tahun memegang tampuk pemerintahan di negara kecil yang terkenal ketat menjaga kerahasiaan perbankan mereka, Juncker mengajukan pengunduran diri dan meminta Raja Luksemburg, Grand Duke Henri, untuk menyelenggarakan pemilu dalam 3 bulan. Veteran politisi Eropa ini—yang juga dikenal sebagai Perdana Menteri yang terpilih demokratis dengan masa jabatan terlama di dunia ini—mengatakan bahwa dia sudah demikian kehilangan harapan untuk memperoleh dukungan dari partai politiknya untuk melaksanaka pemilu ulang. Ini menjadi bagian terkritis dari pemerintahan Jucker setelah memegang peranan penting sebagai pemimpin Menteri Keuangan Uni Eropa (2005-2013) yang oleh oposisi dianggap sebagai sebab penting untuk kejatuhannya. Kalangan oposisi berdalih bahwa dia terlalu berkonsentrasi untuk menyelamatkan euro sehingga gagal merumuskan kontrol yang efektif untuk badan intelijen setempat, SREL.

Sebuah komisi di parlemen yang telah dibentuk pada bulan Desember  tahun lalu telah mempertanyakan keterlibatan agen intelijen mulai dari penyadapan telepon politisi dan pembelian mobil mewah untuk keperluan dinas, akan tetapi ditengarai justru digunakan untuk keperluan pribadi para agen. Juncker, selaku Perdana Menteri, dituduh gagal untuk membuka penyimpangan tersebut terhadap Parlemen. Dalam satu kasus, Kepala SREL diketahui telah menyadap pembicaraan telepon Juncker melalui sebuah mikrofon yang terselip di dalam arlojinya.

Juncker, politisi yang dikenal bergaya blak-blakan dan suka melempar humor, memberikan komentar atas laporan Parlemen tersebut dengan mengatakan bahwa kegiatan intelijen SREL tidak akan pernah menghapus kebijakan pemerintah dan  ia berharap tidak ada Perdana Menteri yang menempatkan badan intelijen sebagai fokus perhatian pemerintahannya. Juncker berujar juga, “Apakah Anda percaya bahwa seorang Perdana Menteri sepanjang waktunya menyempatkan diri untuk memelototi aktivitas agen SREL?” Akan tetapi, mitra koalisi, Partai Sosialis, tidak begitu yakin akan komenter Juncker dan memutuskan untuk menarik dukungan.

Juncker, yang terpilih pertama kali pada 1995, mampu mensejahterakan negara dengan penduduk 500 ribu tersebut jauh melebihi Belgia, Prancis, dan Jerman, dikarenakan kemampuannya untuk mengelola kebijakan perbankan secara menyeluruh. Sekalipun Raja Luksemburg telah memperoleh tekanan dari Uni Eropa untuk melonggarkan aturan kerahasiaan bank, akan tetapi hal itu tidak pernah dilaksanakan mengingat semua dianggap sebagai hal yang menjadi standar kehidupan Luksemburg. Bagaimanapun, GDP per kapita Luksemburg adalah tertinggi di kawasan Uni Eropa.

Payung politik Juncker, Partai Kristen Demokrat, yang mengendalikan pemerintahan sejak tahun 1979, telah mengadakan pertemuan untuk membahas situasi politik terbaru. Akan tetapi, Phillippe Poirier, profesor politik dari Universitas Luksemburg mengatakan bahwa sekalipun ada banyak kandidat yang berdesak-desakkan untuk merebut kursi pemerintahan setelah 18 tahun masa jabatan Juncker, pencalonan mereka tidak lebih dari “bunuh diri” dalam arena pemilu. Poirier menambahkan bahwa telah terjadi keunikan politik di negerinya, di mana koalisi bubar, pemerintahan mengundurkan diri, akan tetapi sosok Juncker tetap menjadi figur politik yang amat populer. Sekalipun banyak dikecam terhadap kebijakannya yang berhubungan dengan cap Luksemburg sebagai surga pajak, Juncker tetap merupakan sosok yang dihormati di Brussel (markas Uni Eropa). Walaupun masih relatif muda, 58 tahun, ia merupakan Perdana Menteri paling senior di Eropa dengan pengalaman pemerintahan yang panjang. Juncker juga merupakan penandatangan konstitusi Uni Eropa, Persetujuan Maastricht (1992).

Sebagai sosok yang berhasil menjaga kepaduan zona euro selama krisis Yunani, apabila ia tersingkir dari pemerintahan, maka amat memungkinkan Juncker untuk memperoleh jabatan lain di Uni Eropa. Tetapi Poirier meragukan scenario itu karena baginya, Juncker dikenal sebagai pribadi yang kuat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline