Lihat ke Halaman Asli

Marshall: Kehidupan Terbesar bagi Amerika

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

George Marshall lahir di Uniontown, Pennsylvania, pada 31 Desember 1880. Ia lulus dari Virginia Military Institute pada tahun 1901. Tahun berikutnya ia menjadi letnan dua dan dikirim ke Filipina. Pada tahun 1906 Marshall kembali pendidikan di Fort Leavenworth. Dia lulus dan kemudian mengikuti kursus di Sekolah Staf Angkatan Darat. Marshall kemudian diangkat menjadi instruktur di sekolah tersebut selama 2 tahun.

Dalam Perang Dunia Pertama Marshall bertugas di Front Barat dan terlibat dalam perencanaan serangan Meuse-Argonne pada tahun 1918. Marshall kemudian naik pangkat menjadi koloneldan menjabat selama lima tahun sebagai ajudan Jenderal John Pershing (1919-1924) dan bertugas di Cina (1924-1927). Marshall kemudian selama lima tahun menjadi instruktur di Fort Benning (1927-1933).

Pada Juni 1933 Marshall menjadi komandan Infanteri ke-8 dan bertanggung jawab atas 34 Civilian Conservation Corps (CCC)yang meliputi wilayah Georgia, Florida dan Carolina Selatan. Marshall sangat percaya pada CCC dan berpendapat bahwa Angkatan Darat Amerika Serikat harus sepenuhnya mendukung eksperimen sosial ini.
Marshall dipromosikan menjadi brigadir jenderal pada bulan Oktober 1936, dan
menjadi komandan Brigade ke-5 di Washington. Dia bertanggung jawab atas seluruh CCCnegara bagian. Tak lama kemudian ia sakit parah dan harus memiliki kelenjar tiroid dioperasi. Untuk sementara diyakini bahwa Marshall akan harus pensiun dari tentara tapi dia akhirnya sembuh.

Pada bulan Agustus 1938, Marshall diangkat sebagai KepalaDivisi Perencanaan Tempur dan tiga bulan kemudian ia menjadi wakil Kepala Staf (semacam Panglima TNI di Indonesia). Posisi ini menyebabkan Marshallberkomunikasi dengan Presiden Franklin D. Roosevelt dan kabinet. Harry Hopkins, salah satu penasehat terdekat Roosevelt, terkesan dengan Marshall dan menyarankan kepada Presiden agar yang bersangkutanmenjadi Kepala Staf yang baru. Roosevelt setuju dan Marshall ditunjuk menjadi Kepala Staf bulan September 1939.

Marshallmengendalikan angkatan bersenjata Amerika Serikat selama Perang Dunia Kedua. Selama 4 tahun kepemimpinannya Angkatan Darat telah meliputi personel sebanyak lebih dari 8 juta orang. Tidak seperti pendahulunya, Marshall adalah pendukung kuat kekuatan udara dan karena itu mendapatkan simpati dari Jenderal Henry Arnold(Lahir 26 Juni 1886, meninggal dunia 15 Januari 1950) yang memimpin angkatan udara. Namun ia berselisih dengan Laksamana Ernest King (lahir 23 November 1878, meninggal dunia 25 Juni 1956) atas kebijakannya menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk mengalahkan Jerman sebelum menyerbu Jepang. Akibatnya beberapa kritikus menuduh tindakannyamenimbulkan efek yang berkepanjangan dalam Perang Pasifik.

Pada tahun 1944 Marshall kecewa karena tidak dilibatkan dalam pendaratan tentara Sekutu. Namun, Franklin D. Roosevelt menyatakan bahwa ia tidak ingin kehilangan dia sebagai Kepala Staf. Marshall kemudian terlibat dalam perencanaan invasi dan Winston Churchill (saat itu Perdana Menteri Inggris) kemudian mengklaim bahwaitu merupakan prestasi Marshall yang monumental sebagai "penyelenggara kemenangan" (a organizer of victory).

Marshall diberi kehormatan sebagai Jenderal bintang lima pada Desember 1944. Bersama-sama dengan William Leahy (perwira angkatan laut, lahir 6 Mei 1875, meninggal dunia 20 Juli 1959), Marshall adalah perwira senior dibandingkan Ernest King, Dwight D. Eisenhower, Douglas MacArthur, dan Henry Arnold. Marshall mengundurkan diri sebagai Kepala Staf pada tanggal 21 November 1945, tetapi beberapa hari kemudian Presiden Harry S. Truman membujuknya untuk menjadi duta besar Amerika Serikat untuk Tiongkok.

Prestasi kemiliteran yang moncer dan popularitas Marshall membuat Truman yakin dengan keputusannya itu. Saat dihubungan Truman, Marshall baru seminggu menerima keputusan pensiun dan ia ingin mendarmabaktikan hidup untuk perdamaian dan ketertiban masyarakat sipil. Awalnya ia enggan dengan penunjukkan Truman, tetapi setelah meyakini bahwa jiwa prajurit selalu melekat sepanjang hidupnya, maka ia tidak memiliki pilihan lain kecuali mematuhi keinginan sang Presiden, yang secara konstitusi adalah Panglima Militer Tertinggi. Marshall kemudian berdiskusi di Gedung Putih dengan Presiden Trumman dan Menteri Luar Negeri James F. Byrnes.

Pada bulan Januari tahun 1947, Truman, yang menyebut Marshallsebagai "kehidupan terbesar bagi bangsa Amerika", menunjuk dia menjadi Menteri Luar Negeri. Dalam jabatan ini, Marshall merancang Program Pemulihan Eropa (ERP) yang dikenal sebagai “Marshall Plan. Selama tahun pertama ERP menghabiskan $ 530 juta dan memainkan peranan penting dalam rekonstruksi Eropa usai perang.

Pada tahun 1949, gangguan kesehatan memaksa Marshall mengundurkan diri sebagai Menteri Luar Negeri dan ia digantikan oleh Dean Acheson. Namun, pada tahun berikutnya, saat berusia 69 tahun, Marshall menerima jabatan sebagai Menteri Pertahanan dan membantu mengatur kekuatan militer Amerika Serikat pada tahap awal Perang Korea.

Pada musim panas tahun 1951 Marshall diserang oleh Joe McCarthy, senator sayap kanan dari Wisconsin, karena dianggap bersikap lunak terhadap komunisme. Dalam pidato McCarthy pada tanggal 14 Juni 1951 itu, ia menuduh Marshall membuat keputusan yang "memberi jalan bagi Komunis untuk menguasai dunia" dan secara tersiratmenuduh Marshall sebagai seorang pengkhianat negara.

Kecewa dengan kampanye kotor, Marshall pensiun dari politik. Namun, bakat Marshall dihargai di luar negeri dan pada 1953 ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas kontribusinya terhadap pemulihan Eropa setelah Perang Dunia Kedua. George Marshall meninggal di Washington pada 16 Oktober 1959.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline