Lihat ke Halaman Asli

Ukur Tahapan Pengembangan SDM

Diperbarui: 22 September 2016   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PERFORMING

Sebuah program pengembangan itu akan lebih cantik apabila mempunya tahapan yang jelas dan ter stuktur.  Dengan tahapan yang seperti itu maka proses pemahaman dan “penyebaran “ pemahaman akan menjadi merata dan jelas.

Apa saja sebaiknya tahapan yang dilakukan untuk program pengembangan sdm ( bisa karyawan, bisa anggota sebuah organisasi keilmuan, ....tapi kalau organisasi bisnis sepertinya kurang pas )

Pertama adalah dengan mengadakan training.  Hal itu alangkah baiknya kalau dilakukan secara berjenjang dan berkala serta terus menerus. Aktivitas training  merupakan langkah bagus untuk meningkatkan kesadaran karyawaan atau anggota, kemudian meningkatkan pemahaman konseptual terhadap “teori” yg mendasari sebuah keilmuan atau “ruh” dari perusahaan tersebut.

Kedua  mempraktekkannya.  Tentunya apa yang akan dipraktekan sesuai dengan “kurikulum” yang akan dijalankannya. Melakukan pemetaan kompetensi anggotanya  atau karyawannya serta membuat acuan penilaian perfomance nya.

Ke tiga melakukan Mentoring.  Melakukan “pengawalan”. Hal ini penting karena didalam menjalankan di lapangan terkadang ada hal-hal baru yang ditemukan yg mungkin tidak ada dalam teori yang dipelajarinya.  Selain itu dengan hadirnya seorang mentor akan juga memberikan semangat untuk terus belajar bagi karyawan atau anggota baru tersebut.

Kemudian sebagai langkah terakhir adalah Mastery.  Pada tahapan ini sebetulnya proses belajar bukan berarti berhenti tetapi malah dimulai lagi.  Kesadaran untuk mengembangkan ilmu dan berinovasi sangat dituntut pada fase ini.  Tahapan ini seorang karyawan baru atau anggota baru telah memiliki semangat untuk bisa mulai “memfasilitasi” dirinya sendiri dan tentunya sudah bisa mengajak rekan rekannya untuk belajar terus dan terus belajar.

Jadi pola pengembangan sdm itu harus ada. Lha kalau tidak ada bagaimana ? ya pastinya hasil “akhir “ dari yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi tersebut akan tidak “standar”. Lho kalau tidak standar apa konsekwensinya ? ya bagaimana mengukur perfomancenya ?

Bagaimana mengukur unjuk kerja dan unjuk karyanya ?

Bagaimana coba ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline