Lihat ke Halaman Asli

Aha.. Momen dengan Experiential Learning

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


#jemariinstititute by : isharyadi

Saat saya menjadi fasilitator progam“Menjadi orang tua hebat dengan hypnosis” yang diselenggarakan oleh Rumah Pintar BSD 17 April 2015, salah satu pertanyaan bagaimana cara cepat mempersuasif anak ?

Memiliki power of speaking istilahnya. Tanpa saya sadari latihan latihan mengajar waktu di Kahfi Motivator School waktu itu yang kadang membosankan, ternyata sekarang sangat mendukung kemampuan berbicara saya sebagai fasilitator. Khususnya, dalam me-leading peserta seminar secara sangat cepat.

Kecepatan me-leading menjadi sangat penting, karena pihak perusahaan yang mengundang kami para Motivator, umumnya (hampir 90%) menyediakan waktu untuk sesi motivasi sekitar 1 atau 2 jam saja, bahkan saya cukup sering diundang untuk waktu bicara sekitar 45 menit. Jadi kami para Motivator perlu memiliki kemampuan ekstra dan kejelian agar pesan yang ingin disampaikan tetap “masuk” ke benak peserta dalam waktu yang sangat singkat tadi. Dan, perlu teknik-teknik tertentu agar peserta bisa berubah mindset-nya dalam waktu yang pendek.

Seperti yang terjadi pada Festival Pendidikan BSD CITY pada, 21 Mei 2015 the breeze, dengan beragam usia yang hadir usia TK hinga Nenek – waktu yang singkat (hanya 1 jam) – kegiatan outdoor dengan tema materi mengenai “Belajar Yang Menyenangkan” spontan kami tim jemari-institute.org segera mengelola materi ajar bersama wak ali, bang budi, ka reza dengan koreografer bang jaung menyajikan sesuatu yang berbeda melalui “Harmoni Perkusi” – yang diintegrasikan dengan mata pelajaran Matematika – Kesenian – Bahasa Indonesia – dan Pendidikan Jasmani disajikan dengan sangat menarik, seluruh peserta yang jumlahnya 250 an, pun menikmati proses yang sangat menyenangkan ini kemudian ceritakan ulang tahapannya oleh peserta “Ingat ga, saat kelompok memulai kegiatan ini?” kemudian pertanyaan lain pun menyusul “Apa akibatnya jika salah seorang tidak menyamakan ketukan perkusinya”,.. sampai kepada tahapan menyimpulkan “apa sih pembelajaran moral dari kegiatan perkusi ini” ? hinga tahapan penerapan dalam kehidupan sehari hari dan mengarahkan peserta membangun komitmen terhadap diri dan kelompoknya, proses ini kemudian disebut proses DEBRIEFING.

Menurut Priest Simon DEBRIEF merupakan proses membimbing suatu refleksi pengalaman. Agar bisa belajar dari pengalaman, seorang peserta semianr harus aktif merefleksikan pengalamannya dengan mengevaluasi kebaikan atau keburukan, menganalisa keberhasilan maupun kegagalan, melihat ulang akibat akibat perbuatan atau keputusannya, dan membuat antisipasi hal - hal yang akan terjadi. Dengan cara beginlah, seorang peserta belajar dari pengalaman.

Menurut DR Richard Bandler kunci perubahan dalam NLP harus dilakukan dengan sangatCEPAT. Karena otak belajar dengan sangat cepat. Lalu, buatlah sangat SEDERHANA agar perubahan menjadi mudah untuk dilakukan dan suasana haruslah FUN atau menyenangkan. Cepat, Sederhana dan Fun…

Terima kasih AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia) yang telah mensosialisasikan proses pembelajaran berbasis Experiential Learning pada pendidikan di Indonesia, Misi kami di jemari-instititue.org dalam progam “Creative Teacher Community” yang pada waktu yang sama kami lauching adalah membagikan ilmu EL (Experiential Learning) kelas dunia ini kepada masyarakat luas dengan harga yang terjangkau bahkan gratis, agar makin banyak orang yang bisa terbantukan hidupnya menjadi lebih baik, sebagaimana misi penemunya Dr.Kurt Hahn 1941.

“Aha.. asik yah gaya belajarnya kita semua terlibat, ga sadar ada makna dibalik progam ini,”

Isharyadi

Noted : Bantu kami menyampaikannya lagi kepada banyak komunitas, FOC bagi social community, untuk penjadwalan free training : 021- 7788 9136, atau kirimkan surat permohonan di sis@jemari-institute.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline