Lihat ke Halaman Asli

Isep Suprapto

GURU SMP DI KAB. PURWAKARTA

Musim Hujan Tiba, Sebaiknya Sekolah Kita Lakukan Hal Ini

Diperbarui: 9 Maret 2021   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia yang beriklim tropis mempunyai dua musim. Kedua musim itu berlangsung silih berganti dalam satu tahun. Angin musim barat telah membawa titik-titik air dan menurunkannya sebagai hujan di banyak kawasan barat Indonesia. 

Sementara angin musim timur tidak banyak membawa hujan, karena berasal dari Benua Australia yang kering dan akibatnya terjadilah musim kemarau.  Yang   kita  masih  ingat  musim penghujan di  Indonesia  “biasanya”   terjadi  pada   bulan-bulan yang  akhirannya  -ber (baca : september, oktober, november  dan  desember),  tetapi  sepertinya  tahun 2019 dan 2020  ini   terjadi  mulai oktober  ini sampai   perkiraan  bulan april 2021  dan  musim kemarau  terjadi  bulan april sampai  oktober 2021  nanti, ini hanya  prediksi manusia  saja  dan  hanya  Tuhan  saja  Yang Maha Tahu.

Di antara  musim  penghujan  dan  musim  kemarau  ini terdapat musim pancaroba  ditandai   angin yang berubah-ubah arah dan  selama  ini materi pelajaran yang sangat penting ini kebanyakan hanya disampaikan pada tingkat kognitif  atau  hanya  sedikit sampai ke tingkat afektif apalagi  sampai tingkat psikomotorik. Materi pembelajaran itu sebenarnya merupakan bekal pengetahuan yang sangat penting untuk kehidupan. 

Pengetahuan ini telah kita miliki sejak lama sekali, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa pengetahuan ini masih sampai pada tingkat pengetahuan belaka, belum beranjak kepada tingkat pembentukan kesadaran.

Apa  sebenarnya  hujan itu, lalu bagaimana terjadinya hujan, kapan terjadinya musim penghujan, apa dampak  posistif  dan negatif yang ditimbulkan dari hujan, semuanya memang hanya sekadar menjadi pengetahuan.  Metode dan strategi pembelajaran di sekolah kita  sekarang  harus  Contextual teaching and learning (CTL)   agar   hasil belajar kita kaya dengan teori dan konsep  serta  perkaya dengan praktik dan pemecahan masalah, jadikan pengalaman yang mencerdaskan dan  bermakna bagi  anak didik kita.

Ketika musim hujan mulai maka sepatutnyalah kita bersyukur akan keberadaan hujan yang mengguyur bumi kita, walaupun ada saja duka yang akan kita rasakan saat hujan turun. Tapi tentunya, kendala yang akan kita temui saat hujan turun tidak akan menyurutkan semangat kita untuk tetap bersyukur.

Hujan  sudah  turun  hampir  di seluruh  wilayah, oleh karena itu dibutuhkan kewaspadaan serta langkah antisipasi  khususnya   oleh  seluruh  sekolah  agar hal buruk tidak  terjadi  atau  adanya langkah pencegahan sejak dini  akibat  datangnya  musim penghujan  ini. Hal  yang  sering  terlupakan   keberadaan selokan dan parit di sekolah kita  yang dapat menyebabkan banjir untuk segera dibenahi sehingga aliran air yang tersumbat dapat berjalan lancar, genting yang bocor untuk segera dibetulkan dengan melibatkan para tenaga (penjaga) kebersihan  yang ada di sekolah.

Mungkin hal-hal ini  terkadang  sekolah  “lupa”  melakukan pemeliharaan, namun saat   ini wajib dilakukan menjelang musim hujan. Cek posisi genteng  ( jika bangunan masih pakai genteng)  seluruh  ruang  sekolah  kita. Posisi  genteng yang berantakan dapat menjadi penyebab utama kebocoran di musim hujan. Tidak  menjamin bangunan  sekolah  terbilang baru, tetap lakukan pengecekan  dan biasanya genteng dapat bergeser karena banyak hal, seperti  oleh angin atau hewan  yang melewati genteng atau  atap bangunan sekolah kita.

Jika  terdapat saluran air dan terdapat sumbatan endapan lumpur dan sampah segera bersihkan karena dapat menghambat laju air yang  pada   akhirnya  akan menimbulkan banjir.  Bersihkan saluran air di sekolah secara berkala, setidaknya dua minggu sekali menjelang musim penghujan agar daya tampungnya maksimal. 

Hal  lain yang  perlu  digalakan dan di booming-kan  lagi  “program  biopori”, yaitu pembuatan lubang penyerapan air hasil karya anak bangsa sendiri, Ir. Kamir R. Brata, MS, ahli ilmu tanah dari Institut Pertanian Bogor  serta  memulai program penanaman seribu pohon  di sekolah  dan  sekitar  lingkungan  sekolah  kita  serta  di tempat  umum  yang  memungkinkan  ditanam pohon atau  di simpan/dilempar  biji-biji tanaman  yang semua  ini merupakan program pembangunan yang berwawasan lingkungan  apalagi  semua program ini sudah ada intruksinya dari para  stakeholder  kita.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline