Belakangan ini, kita sering menyaksikan berbagai macam konflik di tayangan layar kaca kita. Kalau kita teliti lebih jauh, penyebab adanya konflik tersebut adalah karena kesalahpahaman antar individual saja. Hal ini dikarenakan tingkat pemahamannya yang berbeda-beda.
Misalkan saja konflik antara warga dengan kepala dusunnya, terkadang konflik ini terjadi karena tingkat pemahaman yang berbeda. Orang tua yang memiliki pendidikan rendah, terkadang salah dalam menjalankan peraturan-peraturan dusun yang diamanatkan kepadanya. Misalkan saja ketika ada warga yang sakit dalam kelompok PKK, kemudian mengajak warga untuk membesuk. Di dalam masyarakat, bisa jadi ada sekelompok orang yang tidak membesuk dikarenakan berbagai macam sebab. Secara otomatis, pimpinan dusun (ketua PKK) tidak bisa memaksa warga yang tidak pernah membesuk untuk ikut.
Ketika warga yang diamanatkan tidak memberitahu yang tidak pernah masuk, maka ada saja beberapa orang yang beranggapan bahwa dia tidak menyampaikannya. Ketika hal ini dilaporkan secara sembarangan, maka bukan penyelesaian yang terjadi tetapi bisa jadi kekacauan. Dalam hal ini, istri kepala dusun memiliki peran penting dalam mendinginkan suasana. Dengan besar hati, sebagai orang yang dituakan, beliau harus turun tangan dalam meluruskan kesalahpahaman. Maka, musyawarah seperti ini sangat dibutuhkan. Karena dari masyarakat inilah pemerintahan disusun. Ketika kesalahan pelaksanaan pemerintahan terjadi sejak tingkat dasar, maka tidak perlu heran jika di tingkat nasional pun amburadul.
Maka, sudah saatnya kita semua memperbaiki pemerintahan mulai dari tingkat dasar di pedusunan atau perkampungan. Segala yangdicita-citakan, diputuskan secara bersama-sama melalui musyawarah. Sehingga, keamanan, ketentraman dan keadilan sosial terbina dengan baik. Harapannya, kita tidak lagi menyaksikan konflik-konflik sosial yang terjadi. Bukankah kita sudah lelah menyaksikannya?
Isdiyono, Warga Dusun Bergan, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta 55761
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H