Lihat ke Halaman Asli

Isar Dasuki Tasim

Profil sudah sesuai dengan data.

Mereka Iri Pada Kepemimpinan Beliau

Diperbarui: 18 Desember 2024   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saya dilahirkan di tahun 1965 masih kepemimpinan Presiden Ir Soekarno, tetapi masa kecil saya di bentuk dan dididik di era Presiden Soeharto sampai beliau di lengserkan oleh era Reformasi yang mengharuskan beliau turun. Jika beliau mau menggunakan kekuatan ABRI pada masa itu bisa saja tetapi beliau tidak menggunakannya. Jiwa negarawan dan cinta bangsa sangat mendalam, beliau tidak kemana-mana ada di Indonesia.

Sepenggal kalimat yang beliau ucapakan dan di tulis dalam link Berikut : https://www.tututsoeharto.id/bersyukurlah-kita-masih-di, kira-kira begini "Masih pada tahun 1998. Pada saat itu bapak sudah memutuskan untuk berhenti menjadi Presiden RI. Ada beberapa presiden menawarkan Bapak untuk datang ke negaranya dan beliau-beliau siap melindungi bapak. "Saya tidak akan pergi kemana-mana. Ini rumah saya. Saya akan tetap disini. Sampaikan terima kasih saya pada sahabat-sahabat saya dari negara-negara lain. Tapi maaf, saya tidak akan meninggalkan Indonesia. Saya lahir di Indonesia Seandainya saya harus mati, saya akan mati di Indonesia negeri dimana saya dilahirkan." Kalimat ini membuat dada saya mendidih seperti tidak bisa menahan air mata yang mengalir  sangat emosional. Begitu cintanya beliau pada negeri tercinta.

Kalimat tersebut mungkin tidak bermankna bagi yang memmbenci beliau. Mungkin karena terlalu lama dalam memimpin negeri ini selama 32 tahun sehingga iri melihat ketenteraman negeri ini dari perilaku yang mau merusak. Bagi Saya kepemimpinan The Smiling General dengan senyum yang khas membekas pada diri saya, biarlah orang membencinya tetapi saya  tetap mengaggumi beliau, banyak jasa beliau yang perlu di kenang oleh gen z.

Saatnya beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Pembangunan karena di masanya beliau membangun di mana-mana, permulaan jalan tol di  Indonesia beliau masanya. Tetapi sulit karena yang membenci beliau masih hidup. Harus ada ketulusan dari warga masyarakat bahwa beliau orang baik, KKN di eranya masih lebih parah lagi di era Reformasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline