Lihat ke Halaman Asli

Isar Dasuki Tasim

Profil sudah sesuai dengan data.

Covid-19, Lose Generation

Diperbarui: 14 Mei 2020   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Covid – 19 yang telah melanda dunia sejak akhir tahun 2019. Menyebabkan beberapa negara mengambil kebijakan yang berbeda antara beberapa negara. Kebijakan itu untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Ada yang mengambil kebijakan lockdown, di Indonesia menerapkan PSBB di beberapa daerah terdampak virus corona.

Corona telah mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain ekonomi negara, yang paling terdampak adalah Pendidikan. Sebab corona ini, kebijakan UNBK telah diputuskan untuk tidak diselenggarakan, baik untuk SMK, dan SMA, namun Paket A, B, dan Paket C masih menunggu kebijakan selanjutnya. 

Tidak diselenggarakan UNBK oleh kelas 12 yang telah terdaftar sebagai peserta UNBK, membuat peniliannya telah di atur oleh Permendikbud No, 4 tahun 2020.

 Dengan nilai tersebut, penyaringan yang masuk ke perguruan tinggi melalu jalur undangan atau SNMPTN, hanya menggunakan nilai dari hasil raport selama lima semester. 

Bagaimana kualitas nilai raport dapat mengukur keberhasilan para peserta didik yang telah dinyatakan di terima di perguruan tinggi. Sementara ukuran kemampuan melalui UNBK tidak diperoleh. 

Apakah tim Panitia Penerimaaan Mahasiswa baru melalui SNMPTN uji coba. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa tahun ini dunia Pendidikan mengalami kemunduran selama pembelajaran di rumah, melalui daring.

Kehadiran seorang guru tidak bisa di pungkiri bahwa guru masih dibutuhkan kehadirnnya. Belajar sendiri oleh peserta didik harus didampingi oleh orang dewasa, orang tua atau guru. 

Selama covid – 19, hampir dua bulan peserta didik di rumahkan. Proses belajar mengajar melalui daring. Daring yang diselenggarakan oleh sekolah yang tidak memiliki sarana atau aplikasi pembelajaran seperti rumah belajar atau lainnya, untuk mengisi pembelajaran daring, para guru akhirnya menggunakan yang mudah di jangkau oleh peserta didik, seperti google class room, WA grup. 

Di Banten dari Dinas Pendidikan menawarkan aplikasi saba Banten, namun jangkauan untuk daerah ujung Banten menurut peserta didik tidak diterima dengan sempurna.

Laporan dari para guru yang melakukan daring terdapat peserta didik selama mengikuti daring tidak pernah mengikuti. Sampai saat ini ada beberapa siswa tidak mengikut daring, dengan alasan tidak memiliki kuota, hp nya rusak, bahkan ada yang menggunakan hp orang tua untuk mengikuti kegiatan daring. Ini bagi siswa SMA, bagaimana dengan siswa SD, SMP. 

Sekolah Dasar swasta yang berkomunikasi dengan orang tuanya terus melakukan komunikasi untuk mengecek proses pembelajaran di rumah. Sedangkan untuk SD Negeri atau SMP Negeri apakah tidak mengalami kendala dalam proses pemberlajaran daring?. Bagaimana dengan  daerah lain diujung timur Indonesia dengan jaringan internet yang tidak lancar akan menghambat proses pembelajaran daring.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline