Lihat ke Halaman Asli

Strategi Presiden ke Delapan

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412573846239889278

[caption id="attachment_364287" align="aligncenter" width="454" caption="ilustrasi by isant satria"][/caption]

Leap forg strategy (Strategi lompat katak)yang diperkenalkan Jend. Douglas MacArthurpada Perang Dunia II memberikan kemenangan kepada Amerika, dengan dikuasainya kembali wilayah pasifik dilanjutkan dengan takluknya Jepang. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki menjadi puncak strategi Amerika , setelah mereka dibuat Jepang tak berdaya dengan luluh lantaknya Pearl Harbor.

Hal yang hampir sama tapi berbeda juga terjadi pada KMP (Koalisi Merah Putih) , setelah blunder statemen (baca :bom bunuh diri) dari para pendukung dan timses capres Prabowo-Hatta selama masa kampanye, yang berujung kalahnya Prabowo-Hatta di pilpres. Leapfrog strategy mulai di copy paste kan dalam visi dan misi baru KMP.

Faktor-faktor yang mendukung dan mulai ada kemiripan dua strategi beda masa inidapat kita lihat seperti berikut :

A.Cooling down (mundur )

Saat pearl harbour di hancurkan Jepang,membuat pangkalan Amerika di pasifik yang dipusatkan di Filiphina melemah. Jend. Douglas MacArthuryang merupakanpusat komando di Pasifik segera menarik mundur pasukannya ke Australia untuk memulai rencana baru.

Begitu juga KMP, setelah kalah di pilpres dengan segaladaya upaya, akhirnya KMP mundur dengan”LEGAWA” menerima keputusan MK terkait hasil pilpres. Visi dan misi baru segera dirakit dengan mempertimbangkan setiap detil amunisi yang mereka punya.

B.Lompatan pertama

Untuk bisa membalas serangan Jepang atas Pearl Harbour, Jend. Douglas MacArthurmulai membentuk jalan untuk membuka jalan serangan ke Jepang. Karena Pasifik kebanyakan adalah lautan dan banyak pulau , maka strategi lompat katak ini di jalankan dengan kesabaran dan konsistensi. Satu persatu pulu-pulau kecil yang dikuasai Jepang mulai ditaklukan untuk membuka jalan.

Di KMP lompatan pertama adalah mengikat para pengusung koalisi dan memberikan kekuasaan secara nyata yang terbungkus dalam satu paket lengkap “Penguasa DPR”. Dengan ikatan ini tentu saja konsistensi dan kesabaran juga terbentuk. Golkar, Gerindra ,PKS dan PAN dan Demokrat menjadi pasukan pertama yang bergerak. Semua elemen penting DPR diambil koalisi ini sebagai langkah awal memuluskan “RENCANA BESAR” sebagai puncaknya.

C.Lompatan kedua

Setelah menguasai pulau-pulau kecil, pasukan Amerika bergerak secara konsisten menguasai pulau yang sedang dan besar,untuk lebih menekan Jepang secara mental dan memberikan ruang kepada “senjata rahasia “mereka yakni pasukan penyerang ke “jantung” Jepang.

Setelah menguasai DPR , KMP mulai membuat ruang untuk menguasai “pulau besar” yakni MPR. Tentu saja pendukung koalisi ini mulai mendapatkan peran nyata untuk menduduki posisi penting. Satu persatu jabatan strategis mulai diberikan sebagai “ikatan kepercayaan” . PPP dan Demokrat kemungkinan mendapatkan “buah kesabaran” dari manuver cantiknya selama ini.

D.Lompatan Ketiga

Memberikan serangan mematikan ke Jepang secara tiba-tiba menjadi akhir lompatan strategi ini. Serangan diberikan langsung ke jantung Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki yang saat itu berfungsi strategis bagi jepang.

Setelah menguasai MPR, tentu saja hal terpenting adalah langkah penentu serangan , yakni memegang kuasa pengangkatan dan pemberhentian Presiden.

E.GOAL

Akhirnya Amerika dapat mengalahkan Jepang dengan “heart attack” (serangan jantung) . Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan jantung dri Jepang,luluh lantak diratakan dengan tanah. Jepang mengangkat bendera putih tanda menyerah.

Setelah DPR dan MPR menjadi milik KMP , tentu saja target selanjutnya adalah mengubah tata cara pemilihan Presiden. Sehingga tidak ada lagi pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat. Bila ini lolos , maka “double hit” MPR dan DPR akan bisa melengserkan Presiden yang berkuasa. Entah akan ada drama atau tidak , hak Interpelasi DPR mungkin akan selalu menghiasai setiap kebijakan Presiden di waktu-waktu mendatang. Semoga tidak ada “pemakzulan” atau pelengseran atau apapun itu yang bisa memunculkan opsi “Presiden ke delapan” yang tidak dipilih langsung oleh rakyat. Semoga Presiden ke Delapan bukan menjadi “RENCANA BESAR” kubu KMP.

KEDAULATAN RAKYAT ADALAH PENGUASA REPUBLIK INI.

Salam Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline