Dadang Subur alias Dewa Kipas dalam 2 pekan terakhir menghentak dunia percaturan, baik nyata maupun maya. Catur yang identik dengan logika dan strategi individualistik, sangat intens di sekeping ruang waktu yang sunyi, tiba-tiba menyeruak mengemuka mengambil porsi perdebatan di ranah publik. Ranah nasional bahkan intersional. Melibatkan komentar orang awam sampai profesional. Dari yang rasional sampai emosional. Hanya gara-gara Dewa Kipas yang sambil telentang di kasur, curi-curi waktu pegang hape untuk main catur, di samping istrinya yang sudah mendengkur, mampu mengipas, menghempas, melibas kredibilitas GothamChess yang sedang streaming di Twitch via Chess.com dan ditonton followers.
Algoritma Emosional
"Dari sisi apapun ini 'SALAH', tidak masuk akal !".
Mau dirinci? Umur, kesehatan, status, popularitas, ELO, gelar, networking, strata sosial ekonomi, follower, daya jelajah? Sangat tidak level bro ! Njomplang, kata wong Jowo.
Dadang Subur, orang tua berumur 60 tahun, hanya sekedar pecatur lokal bukan siapa-siapa, Grand Master(GM) pun tidak, hanya sekalinya pernah juara 1 sekota Singkawang tahun 2005, yang hari-harinya diisi dengan jualan pakan burung. Sangat tidak 'relate' disandingkan dan dibandingkan dengan Levy Rozman alias GothamChess, 25 tahun, yang terkenal dan ternama. Memiliki gelar Master Nasional AS (2011), Master FIDE (2016), dan Master Internasional (2018). Yang adalah pelatih catur terpelajar dan memiliki total sejutaan follower di platform Youtube dan Twitch.
"Jadi, kekalahan GothamChess ini mengoyak kemapaman !".
Kemapanan status, kemapanan strata percaturan, kemapaman profesi, kemapaman regenerasi, kemapanan profesionalitas, kemapanan federasi dan institusi, yang paling sumir, kemapanan status bangsa pun terbawa - ditingkat memalukan"
"Dewa menggunakan Cheat Engine !", dugaan GothamChess
"Ini sebuah kecurangan !", teriak followers sambil report massal
Anda sudah tahu sendiri kelanjutannya.
"Banned !", itulah tindakan Chess.com.