Lihat ke Halaman Asli

Alifis@corner

Seniman Serius :)

Juaranya, Nastargia dan Coklat Mede

Diperbarui: 15 Mei 2020   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Juara, Nastargia dan Coklat Mede 2020 (dokpri)

Yang Klasik dan Yang Asyik
Lebaran tak komplit tanpa kue kering. Citarasanya umumnya gurih dan renyah ketika digigit. Awet dan tahan lama karena berkadar air minimal. Menjadi  favorit karena tidak bikin belepotan seperti kue basah, sehingga bikin betah obrolan dan makin gayeng candaan. Silaturahmi menjadi semakin berkesan.

Apa kue kering yang saya sukai? Ada banyak. Dari yang klasik sampai yang asyik, style masa kini. Karena saya generasi 70-an, seringkali saya kangen dengan kue lebaran seperti kembang gula kelapa muda, kembang goyang atau kue matahari, kue semprit dan lainnya. Tapi kue-kue ini semakin langka, susah ditemui.

Saat ini kue kering yang bertebaran di sajian lebaran untuk tamu semakin banyak jenis dan beragam. Diantaranya  Kue kering keju, putri salju, mentega, nastar, coklat kacang, kue kering apel, vanilla, cornflakes, choco chips dan banyak lagi variannya.

Apakah semua saya sukai? Tidak. Lidah ini susah direformasi. Sulit beradaptasi. Hanya ada beberapa yang saya dan keluarga kami selalu cari, dua diantaranya yang kami sebut juara adalah Nastargia dan Coklat Mede.

Nastar favorit semua orang, demikian juga coklat kacang. Tapi juaranya adalah Nastargia dan Coklat Mede buatan keluarga. Kue yang terbuat dari bahan tepung terigu khusus ini citarasa gurih sekaligus manis, dengan isi selai nanas lembut di dalamnya. Baluran telur dan tambahan cengkeh di atasnya yang semakin mempercantik penampilan. Renyah digigitan, lumer dan meleleh dalam kunyahan. Pernah saya mencoba membeli berbagai jenis nastar, tetap citarasanya tidak seciamik buatan keluarga. Nah loh...

Kue Legendaris dan Historis
Dimanapun kami berlebaran, dua kue lebaran favorit ini tidak pernah terlewatkan. Kedua juara yang saya sebut diatas itu adalah NASTARGIA BERGAGANG BUNGA CENGKEH dan BULAN SABIT COKLAT MEDE.

Karena namanya begitu filosofis, mekanis dan terlalu teknis, saya singkat saja Nastargia dan Coklat Mede. Favorit keluarga dan tamu lebaran kami.

Nastargia khas keluarga ini hasil diversifikasi dari kue Nastar umumnya tetapi semua bahannya termasuk selai panasnya diolah sendiri. Kalaupun beli, hanya varian tertentu yang tersedia di toko tertentu. Sehingga standarnya jelas beda. Kalau kemudian disebut Nastargia, karena nastar ni selalu bisa membuat bahagia sambil bernostalgia. Sedangkan Coklat Mede, bahan dasar kacang mentenya juga dibeli hanya di toko kue klasik di Pasuruan, yang sudah ada sejak jaman Belanda. Lebay kan. Bikin geregetan.

Setiap bulan Ramadan, Ibu Mertua di Pasuruan selalu menjadi Master Chef Nastargia dan Coklat Mede. Hanya beliau seorang yang memiliki kredibilitas dan otoritas terpercaya. Telah melalui proses validitas  dan reliabilitas terjaga. Pengalamannya tak diragukan walau tanpa sertifikasi. Ini saya tekankan supaya kredibilitas Ibu Mertua jangan dinilai remeh atau dipandang sebelah mata, seperti  halnya sertifikasi instan yang diberikan  pada peserta pelatihan online untuk pemegang kartu Prakerja. Deh, gak level.

Saat awal proses, didahului dengan pemilihan bahan-bahan yang terbaik, tidak asal ada dan beli. Semua harus tersedia dalam jumlah cukup dan dikontrol kualitasnya. Dijamin tidak ada virus corona nyisip satupun. Lalu, dalam proses pembuatan dilakukan dengan penuh penjiwaan, ekspresi nilai seni tertinggi, dan olahan citarasa numero uno. Tidak ada duanya. Ini kita berbicara kue kering lebaran, bukan kajian agama. Nanti saya dituduh musyrik, karena menyekutukanNya. Astaghfirullah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline