Anda pernah mendengar nama alat musik khas NTT, yang telah mendunia? Sasando, itulah namanya. Ruang resonansinya terbuat dari daun lontar. Kalau anda berkunjung ke NTT, mampirlah ke kompleks kantor Gubernur, bangunannya berciri khas Sasando. Ada sebuah hotel internasional bernama hotel Sasando di kota Kupang, di lobinya terdapat patung sasando yang terbuat dari daun lntar itu.
Tahun lalu juga baru dilaunching Bapak Gubernur dan Rektor Undana, produk bernama 'sophia' berbahan dasar tuak/sophi tradisional masyarakat NTT, yang digadang-gadang bisa menyaingi minuman beralkohol level dunia. Entah apa itu tidak tahu namanya. Semua orang lokal NTT akan mengiyakan tanpa alasan, kalau disebut pohon lontar dengan berbagai manfaatnya adalah pohon khas NTT.
"Kami orang Rote atau Sabu bisa berhari-hari tidak makan nasi beras, nasi jagung, atau bahan makanan lainnya asalkan tersedia gula kental dari nira lontar. Gula kental itu makanan utama kami sejak turun-temurun" (kompas.com)
Semakin khas lagi, karena masyarakat pedesaan terutama di Sabu dan Rote, dari lahir sampai mati tak terlepas dari pohon Lontar ini. Ari-ari dari bayi yang baru lahir dibungkus anyaman daun lontar (kapisak). Ketika tetua meninggal, peti matinya dari batang pohon lontar (kopak).
Fungsi lainnya, batangnya yang tua untuk pilar rumah (mopuk). Mayang atau tongkol bunga lontar disadap bisa langsung diminum, difermentasi menjadi tuak, atau diolah menjadi gula merah kental atau gula lempeng. Empelur batang lontar dapat diambil tepungnya untuk bahan pembuat kue.
Daun lontar dimanfaatan sebagai bahan atap dan bahan kerajinan anyaman. Gagang daunnya bisa digunakan untuk pegangan panci, pagar halaman dan kayu bakar. Bagian batang yang keras digunakan sebagai jembatan, sedangkan bagian tengahnya menjadi papan. Dan, buahnya yang masih muda juga bisa dimakan.
Saya bisa membelinya di jalanan, dimana sering penjual membawanya dengan pikulan. Satu kantong plastik Rp. 5.000,- isi 5-6 butir saboak kupas. Buah lontar atau saboak inilah yang biasa dioleh untuk minuman segar. Mirip tekstur kelapa, kolang-kaling tetapi ini lebih lembut dan manis. Kaya manfaat diantaranya sebagai minuman isotonik, enak dinikmati saat cuaca panas. Dapat mencegah dehidrasi, mengandung elektrolit, natrium dan kalium yang berperan penting dalam menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Menyehatan kulit dan pencernaan, karena kaya air serta mengandung serat peptin yang ketika sampai di usus besar akan difermentasi dengan bakteri baik membentuk asam lemak rantai pendek yang berfungsi untuk regenerasi sel. Buah ini mengandung vitamin C yang berperan dalam sistem imunitas dan juga mampu meredakan stres. Sehingga khasiatnya cocok untuk ibu hamil.
Bagaimana Mengolahnya?
Sangat mudah. Siapapun bisa membuatnya. Daging buah saboak setelah dicuci bersih dipotong kotak-kotak atau bentuk lain sesuai selera, kemudian siapkan gelas, masukkan gula nira 1/5 gelas yang didapatkan dari olahan bunga lontar, masukkan air secukupnya dan masukan potongan daging saboak seceukupnya. Tambahkan es batu, akan membuat minuman saboak lebih segar dan menggiurkan. Ini minuman sangat alami, dan insya Allah menyehatkan.