Itu sebuah pilihan. Ada yang meliburkan diri dari berolahraga atau membatasi diri dengan mengurangi aktivitas fisik, menghemat gerak untuk menjaga stamina. Ada yang memang kesehariannya malas berolahraga, ditambah suasana berpuasa, makin tidak kepikiran. Toh, tidak berolahraga pun, tidak ada yang melarang.
Aristoteles pernah berujar, Limits exist only in the mind. Batas sebuah kemampuan itu hanya ada dalam pikiran. Semua kembali pada pribadi masing-masing bagaimana mengatur pola aktifitas dalam mengisi dan memaknai bulan Ramadan. Implikasinya akan terlihat dalam aktivitas sehari-hari.
Kecerdasan Fisik
Dalam bahasa Al qur'an, manusia itu terdiri atas Jisim atau tubuh [QS Al Baqarah (2):247], aqal atau pikiran [QS Al An'am (6):32], lubb atau mental [QS Ali 'Imran (3):190], qolb atau emosi [QS Al Qashash (10);28], fu'ad atau ruhani [QS As Sajdah (32):9], nafs atau jiwa [QS Al Baqarah (2):48], dan Ruh [QS As Sajdah (32):9].
Begitu komplit. Keseluruhan potensi manusia tersebut harus dibelajarkan supaya hidupnya menjadi cerdas dan berkualitas. Pembelajaran meliputi 4 aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan fisik (tubuh), kecerdasan mental (akal pikiran, mental), kecerdasan emosional (perasaan, emosi), kecerdasan spiritual (ruhani, spirit). Keempat kecerdasan ini menjadi komponen struktur dalam bangunan kecerdasan jiwa manusia. Karena kecerdasan jiwa adalah hasil dari interaksi kecerdasan fisik, mental, emosional dan spiritual manusia.
Banyak yang menganjurkan saat berpuasa silahkan berolahraga dengan porsi seimbang. Pagi atau sore hari. Jenis olahraga disesuaikan dengan kesempatan ditengah kesibukan, situasi dan kondisi. Di tengah situasi wabah covid19 seperti saat ini, yang penting dijaga adalah physical distancing, jaga jarak dengan orang lain untuk menghindari resiko terkontaminasi. Jangan sampai niat berolahraga justru malah menjadi pasien corona. Naudzubillah...
Ada banyak pilihan yang penting jangan memaksaan diri. Bisa jalan santai, jogging, bersepeda, senam atau berbagai bentuk lainnya. Saya lebih memilih olahraga di rumah denga peralatan seadanya di rumah. Sekalian berbarengan dengan kegiatan rumah sehari-hari. Sehingga tidak perlu persiapan khusus, keluar rumah dan tetek bengek lainnya. Kalaupun olahraga di luar, biasanya saat antar istri ke pasar di bibir pantai, saya akan jalan santai diselingi sedikit jogging. Ditemani angin sepoi dan sapaan deburan ombak.
Pagi tadi saya berolahraga ditemani anak ketiga. Sambil membersihan pekarangan dan memberi makan piaraan. Sederhana dan biasa saja. Berikut ini sketsanya.
Jalan Kaki dan Jogging Kecil
Jalan kaki dan jogging kecil seperti pada gambar diawal, adalah olahraga gratis yang paling ringan, tanpa beban. Pagi yang segar, kita nikmati dengan jalan-jalan disekelilling pekarangan rumah, sambil senam menggerakkan badan. Jalan kaki diselingi lari-lari kecil berulang-ulang memutar pekarangan atau sekedar bolak-balik di jalan setapak. Saya lebih sering melepas alas kaki. Selain kebiasaan sebagai orang ndeso, juga untuk menstimulasi syaraf di telapak kaki.
Si kecil Azka, berlari-lari gembira bersama 10 kucing meong. Lari kecil membawa snack, kesepuluh meong mengikuti di belakangnya. Lucu, sungguh menggembirakan. Lalu saya selingi dengan lari ditempat menggunakan alat sederhana. Sebenarnya bisa juga dilakukan tanpa alat, dengan berlari di tempat. Dengan alat ini membuat tubuh tidak terlalu dipaksa bergerak. Ini saya lakukan selama 5 -- 10 menit. Diulang 2 kali sudah cukup.