Hai, Teman-Teman Koko Isa Saburai dan pembaca setia.
Malam ini saya datang lagi, nih. Berhubung sekarang sudah masuk bulan yang mulia kayaknya kita perlu membahas sedikit tentang perdebatan tulisan Ramadhan atau Ramadan, ya, Ko?
Jadi, gini Teman-Teman. Sebetulnya sah-sah saja kalian mau menuliskan Ramadhan atau Ramadan. Yang tidak sah itu kalau kamu sudah tunangan sama aku, tapi nikahnya sama dia. Hahaha.
Jika kita merujuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering dipanggil KBBI, penulisan yang tepat adalah Ramadan. Kenapa, Ko? Karena di dalam Ejaan Bahasa Indonesia atau sering dikenal EBI, kata dh tidak tercantum diaturan bahasa Indonesia.
Namun, banyak banget tulisan Ramadhan di Google. Apakah itu tidak tepat?
Nah, sistem Google dan sistem ketika kita membuat buku itu jauh berbeda, ya, Teman-Teman. Kalau menulis buku, kata-kata yang kita susun memang harus baku karena buat apa ada panduan bahasa Indonesia jika warganya saja tidak mau menerapkan?
Sedangkan sistem Google, itu tidak melihat baku atau tidaknya, tetapi melihat sebanyak berapa manusia di dunia ini mengetik huruf Ramadhan.
Ini sebetulnya tugas kita untuk melestarikan tulisan yang sesuai KBBI, baku, atau panduan bahasa Indonesia lainnya. Karena semakin orang mengetik kata Ramadhan maka kata Ramadan akan kalah dan tidak terdeteksi Google.
Untuk Teman-Teman yang sudah suka dan nyaman ada kata dh maka kata Ramadhan harus dimiringkan karena masuk kategori tidak baku.
Kalau saran aku si, selagi kita punya bahasa sendiri kenapa harus ikut bahasa lain? Emang kita mau dijajah lagi melalui sebuah tulisan? Gak capek, tah, dari dulu dijajah terus?
Mungkin ini hal sepele, ya, tetapi jika kita bergerak bersama-sama maka bisa membuat sebuah perubahan yang besar untuk kemajuan bahasa Indonesia ke depannya.