Lihat ke Halaman Asli

Isa Saburai

Lagi nyari jati diri, tetapi terlanjur dipaksa mencintai

Miris! Pengajar Al-Qur'an Tidak Pernah Membaca Al-Qur'an

Diperbarui: 10 Maret 2023   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Selamat pagi Sahabat Koko Isa Saburai. Bagaimana kabar kalian sekarang? Semoga selalu diberikan kesehatan yang sempurna dan berkah. Aamiin

Membaca Al-Qur'an adalah suatu kegiatan yang sangat dicintai oleh Allah Swt. dan mendatangkan pahala, lho, Sob. Apalagi membaca Al-Qur'annya bisa sampai istiqomah setiap hari setelah salat lima waktu atau salat sunah.

Sungguh indah bukan? Namun, terkadang miris banget dengan seorang guru Al-Qur'an yang tidak pernah membaca Al-Qur'an. Mereka pandai dalam memotivasi orang lain untuk membaca Al-Qur'an, tetapi dirinya saja lalai dalam hal itu.

Sebetulnya tidak ada salah memotivasi orang. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dan seharusnya mencontohkan terlebih dahulu sebelum memotivasi orang.

Memang, ketika salat kita selalu membaca sebagian Al-Qur'an, tetapi itu sangat berbeda dengan kita membacanya dari surat Al-Baqorah sampai An-Nas (alias khatam). Kita padahal tahu pahala membaca Al-Qur'an. Kita juga tahu, bahwa Al-Qur'an bisa memberikan pertolongan kelak di hari kiamat. Tetapi, kita kenapa malah tidak melakukan hal itu? Apa karena kita terlalu menyepelekan membaca Al-Qur'an sehingga dengan sendirinya hati kita jauh mencintainya?

Berpikirlah dengan baik, Sobat. Buat apa ilmu banyak, tetapi tidak diamalkan? Buat apa punya Al-Qur'an bangus, tetapi tidak pernah dibaca? Gak malu, kah, mengajari orang mengaji, tetapi dirinya enggan untuk mengaji?

Dengan kita istiqomah membaca Al-Qur'an, di situlah hati kita akan menjadi tenang dan damai. Kita juga akan menjaga ucapan dan perbuatan di setiap harinya.

Menjadi guru ngaji itu harus bersih lahir dan batinnya sehingga murid yang kita bimbing secara tidak langsung akan ikut terpancarkan cahaya pemahaman dalam membaca Al-Qur'an.

Yuk! Saat ini kita sama-sama berbenah. Jangan sampai kita jauh dari Al-Qur'an apalagi punya keniatan melupakan Al-Qur'an. Untuk yang sudah istiqomah membaca Al-Qur'an jangan bangga, tetapi terus merasa rendah diri dan harus lebih istiqomah lagi.

Masa, iya, kita lebih nyaman memegang handphone daripada memegang Al-Qur'an? Masa, iya, mata lebih suka menatap film Drakor dan bermain game daripada membaca Al-Qur'an?

Semoga kita semua diberikan rasa cinta kepada Al-Qur'an sehingga dengan mudah kita membaca dengan istiqomah dan menjadi penolong di akhirat kelak. Aamiin.

Jumat pagi, Jakarta Barat

Salam Literasi, Isa Saburai Berkreasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline