Setiap sebulan sekali dalam satu tahun, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan berpuasa sebulan penuh, selama Ramadhan. Sebagian dari mereka hanya menahan lapar dan haus, hanya bersantai dan tertidur manja saja hingga berbuka. Namun lihatlah, sebagian yang lain tetap semangat menggiatkan diri beribadah, menambah rakaat-rakaat shalat, bertadarus, giat belajar dan bekerja, serta sberbagi rezeki terhadap saudara yang membutuhkan. Malah mungkin, kegiatan yang dijalankan lebih giat dibandingkan bulan-bulan yang lain.
Sebenarnya apakah esensi bulan suci Ramadhan ini? Mengapa sebagian orang hanya bermalas sementara yang lain bersemangat? Telah terpatri di dalam kitab suci Al-Qur'an bahwa Allah Swt. memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berpuasa guna menjadi manusia yang bertaqwa, dengan ikhlas mentaati perintah-Nya dan bersungguh menjauhi larangn-Nya. Kemudian di bulan ini, pahala pun dilipat gandakan, dan segala hidayah bagai taburan bintang di langit malam. Bagi siapa yang teguh dan khusyu melewati bulan ini dengan aktivitas yang bermanfaat, maka kelak ia akan menerima kemuliaan pada bulan-bulan berikutnya. Rasulullah Muhammad Saw. pun selalu meningkatkan ibadah-ibadahnya dan semakin teguh dalam mendakwahkan Islam ke penjuru negeri. Puasa, suatu bentuk ibadah yang menjadi kewajiban di bulan Ramadhan. Semua umat Islam menahan lapar dan haus, tidak berhubungan suami-istri, dan menahan amarah, hingga waktu berbuka. Semua itu dilakukan agar puasa yang dijalankan dapat bernilai kebajikan sehingga tidak menodai kemurnian dan nilai-nilai luhur puasa. Dari berpuasa ini, sesungguhnya Allah Swt. mendidik hamba-hamba-Nya untuk dapat mengunci hawa nafsu, syahwat, dan pikiran-pikiran keruh sehingga tercipta manusia yang berakhlak mulia. Ramadhan menjadi bulan pendidikan hati. Mendidik hati untuk selalu dekat kepada Allah, selalu berdzikir mengingat-Nya, mentaati perintah-Nya, dan mengunci nafsu dari perbuatan yang lalai terhadap-Nya. Selama sebulan, umat Islam dibina untuk mengendalikan dirinya, mengendalikan hati, akal, dan nafsu-Nya. Layaknya sebuah sekolah, Ramadhan merupakan bulan pendidikan. Kita dididik untuk mengendalikan diri kita, berkorban, beribadah semata-mata hanya untuk Allah Ta'ala. Maka dari itu, dalam hadist Qudsi-Nya, Allah merahasiakan pahala dari Ramadhan ini, bisa 10, 100, 1000, bahkan sejuta kebaikan jika memang kita bersungguh menjalankan ibadah puasa. Apabila kita dapat memaksimalkan diri untuk semakin giat beribadah, memperdalam ilmu agama, dan terus mengurung nafsu kita dalam kotak ketaqwaan selama bulan pendidikan ini, maka dapatlah kita meraih kemenangan yang hakiki. Kita akan naik kelas, semakin mulia di mata Allah dan semakin luhur di hadapan manusia. Semoga kita tidak menyianyiakan kemuliaan Ramadhan untuk senantiasa selama sebulan ini, kita belajar mendidik diri kita, meningkatkan ketaqwaan dan kesungguhan selama Ramadhan agar menjadi insan yang bertakwa, manusia yang terdidik, manusia yang mulia di sisi-Nya. ***** Alabyad, 2 Juli 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H