Sudah menjadi rahasia umum di dunia bulutangkis, bahwa suporter Indonesia memang lain daripada yang lain. Keunikan, kehebohon, dan loyalitas dalam mendukung atlet favoritnya selalu dilakukan dengan totalitas. Ibarat kata, menjadi suporter merupakan separuh kehidupannya, sedangkan menonton pertandingan bulutangkis adalah vitamin kesehariannya.
All England 2020 tampaknya tidak akan pernah dilupakan dari sejarah perbulutangkis dunia, terutama Indonesia. Ketidakadilan yang diterima oleh atlet Indonesia memancing amarah jutaan masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, atlet Indonesia dipaksa mundur dari turnamen tersebut, tanpa terkecuali.
"Rasanya pasti kesal ya karena atlet kita dirugikan. Itukan turnamen yang sangat ditunggu setelah sekian lama tidak ada pertandingan karena terhalang pandemi Covid-19 ini," ujar Aulia Nur Husna (20), salah satu pecinta bulutangkis Indonesia.
Peristiwa ini bermula karena adanya orang asing, di luar kontingen Indonesia, yang terinfeksi Covid-19. Beberapa atlet dan pelatih terlibat penerbangan dalam satu pesawat bersama orang asing tersebut ketika melakukan perjalanan ke Birmingham, Inggris. Padahal, sesaat setelah sampai di sana, semua kontingen sudah menjalani tes Covid-19 dan dinyatakan negatif.
Alhasil, seluruh pecinta bulutangkis Indonesia, yang akrab disapa Badminton Lovers (BL), berbondong-bondong melakukan protes pada BWF. Menurut Aulia, kekompakan dan loyalitas suporter Indonesia benar-benar ditunjukkan melalui hal ini.
Akun Instagram resmi BWF dan All England menjadi sasaran empuk para BL untuk meluapkan kekesalannya. Puluhan ribu unek-unek BL tertampung dalam kolom komentar. Selain kritik dan saran, hujatan juga tidak dapat dihindarkan di sana. Bahkan, saking tidak dapat menahan emosinya, beberapa komentar ada yang menggunakan kata-kata kasar dan kurang pantas.
Ayunda Rindang (19), yang mengaku menjadi BL sejak Asian Games 2018, memberikan pendapat mengenai hal ini. "Loyalitasnya para BL memang wajib diapresiasi, tetapi menurutku jangan sampai terlalu terobsesi sampai melakukan hal-hal yang justru menjelekkan nama bulutangkis Indonesia seperti itu," ucapnya.
Tak sampai disana, BL juga beramai-ramai dan saling memprovokasi untuk melakukan report pada kedua akun Instagram tersebut. Hasilnya tentu tidak mengecewakan, akun Instagram resmi All England benar-benar hilang dan tidak ditemukan lagi. Panitia resmi All England sampai harus membuat akun yang baru karena hal tersebut.
BL tetap tidak berhenti dan terus mendesak BWF untuk melakukan klarifikasi. Akhirnya, beberapa hari setelah kejadian hilang akun, BWF mengklarifikasi dan mengucapkan permohonan maaf melalui web dan Instagram resminya. "Kekuatan BL Indonesia memang tidak diragukan lagi, BWF akhirnya merasakan dampaknya juga," ungkap Aulia.
Selain peristiwa All England 2020, turnamen Indonesia Master Super 7500 dan Indonesia Open Super 1000 tahun 2021 juga menjadi saksi loyalitas para BL Indonesia. Turnamen ini diselenggarakan di Bali dalam sekitar tiga minggu, beserta waktu karantinanya.