Lihat ke Halaman Asli

BUMN Muda: Visi Futuristik Erick Thohir Bagi Generasi Muda Indonesia

Diperbarui: 25 Mei 2022   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak muda adalah aset masa depan yang harus senantiasa dijaga dan dibina. Selain itu, mereka juga akan menggantikan peran para pemangku kebijakan di masa depan. Terlebih sekarang Indonesia telah, sedang dan akan mengalami bonus demografi ( demographic dividend ) ‘. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dalam piramida kependudukan Indonesia itu didominasi oleh kaum produktif yaitu anak muda.
Selain bonus demografi, ada cita cita Indonesia Emas 2045 yang masih menjadi PR bagi negara Indonesia untuk bisa mewujudkannya. Kedua momentum tersebut diibaratkan seperti dua belah mata pisau, di satu sisi bisa menjadi hadiah dan di sisi lain bisa menjadi musibah. Akan menjadi hadiah jika anak muda sekarang memiliki kemampuan-kemampuan abad 21’ ( 21st century skills ) ‘dan akan menjadi bencana yang mengerikan bagi generasi produktif apabila negara Indonesia salah treatment dalam memberdayakan generasi mudanya.

Salah satu segmen yang menjadi penyokong pemberdayaan Bonus Demografi dan Indonesia Emas 2045 itu adalah dunia entrepreneurship dalam konteks ini , Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) merupakan mitra berdaya potensial yang mampu menjadi penggerak anak muda agar senantiasa bisa menumbukan serta berdaya dalam persaingan sengit pasar bonus demografi. Isu ini sudahlah harus menjadi perhatian bersama bahwa kedepannya identitas anak muda harus terus diperkuat dengan adanya wadah-wadah inklusif yang mengakomodir semua potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak muda khususnya dalam bidang entreupreneurship dan kreatifship.

Dengan adanya urgensi itu, Menteri BUMN, Erick Thohir, telah menginisiasi pembentukan wadah yang diperuntukkan bagi para generasi muda mengembangkan potensi dan bakat dirinya dalam berwirausaha yaitu dengan membentuk BUMN Muda. Wadah tersebut resmi dibentuk pada tanggal 14 Juni 2021 dengan tujuan untuk mencetak para generasi muda penggerak transformasi di BUMN. Selain itu, wadah tersebut pun adalah bentuk realisasi dari agenda dan target transformasi human capital yang telah ditetapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir bahwa harus ada peningkatan persentase generasi muda di bawah 42 tahun di jajaran BoD dan BoD-1 BUMN minimal berjumlah 5% pada tahun 2021 dan 10% pada tahun 2023.

Dengan adanya BUMN muda akan memudahkan BUMN menginternalisasikan core values BUMN yaitu AKHLAK(Amanah, Kompeten, Harmonis, Kolaboratif, Adaptif, dan Loyal) sedini mungkin kepada para pemuda, pemegang harapan bangsa. Dalam rangka empowering youth ada beberapa pembuktian konkret yang telah BUMN lakukan. Pertama, BUMN telah mengakomodir akses bagi generasi muda yang inovatif dalam menghadapi tantangan era disrupsi. Melalui Digico (ekosistem platform digital), Merah-Putih Fund (pendaanaan startup lokal), Data Center, dan Cloud. Kedua, ada platform Kuncie yang menyediakan berbagai courses untuk menambah wawasan diri, memperkaya jaringan, juga saling berdiskusi. Dan yang ketiga, BUMN telah menyelanggarakan Program Magang Bersertifikat dalam rangka mengedukasi para generasi muda tentang dunia professional.

Bagi Erick Thohir, anak muda itu bukanlah penghalang atas kemajuan, akan tetapi mereka itu adalah penggerak perubahan. Jika peradaban Indonesia terus disetir oleh para pemangku kebijakan yang berpikir secara konvensional maka Indonesia tak akan pernah bisa menjadi negara maju apalagi menjadi negara adidaya. Hadirnya BUMN Muda merupakan angin segar bagi para generasi muda yang selama ini dicap sebagai manusia lugu yang tak bisa apa-apa juga minim pengalaman. Jika dahulu anak muda tabu untuk bisa memimpin maka sekarang negara Indonesia bisa lebih maju dengan bersumbu pada anak muda.

Bagi generasi muda, hal yang terpenting dalam memperjuangkan idealisme itu adanya pengakuan identitas bagi mereka. BUMN Muda telah mengangkat identitas anak muda untuk terus bisa berkembang bersama-sama. Selain itu, wadah tersebut telah menjadikan generasi muda sebagai digital natives yang mengendarai dunia digital sesuai kebutuhan bukan sesuai paksaan. Walaupun begitu generasi muda sebagai digital natives pun harus tetap memperhitungkan juga menghargai para generasi tua sebagai digital immigrants. Mereka harus bersama-sama memperjuangkan kemajuan dan perubahan negara Indonsia ke arah yang lebih baik lagi.

Menyadur kalimat dari buku berjudul Born Digital karya John Palfrey dan Urs Gasser, From the perspective of a Digital Native, identity is not broken up into online and offline identities, or personal and social identities. Because these forms of identity exist simultaneously and are so closely linked to one another, Digital Natives almost never distinguish between the online and offline versions of themselves ‘Dari perspektif Digital Native, identitas tidak dipecah menjadi identitas online dan offline, atau identitas pribadi dan sosial. Karena bentuk identitas ini ada secara bersamaan dan terkait erat satu sama lain, Digital Natives hampir tidak pernah membedakan antara versi online dan offline dari diri mereka sendiri’.

Sadar atau tidak sadar, BUMN Muda pun telah memberikan ruang yang compatible dan comfortable bagi generasi muda mengeskpresikan dirinya dalam hybrid world. Tak melulu untuk terus bertegur sapa dalam program tatap muka juga tak harus selalu mengembangkan diri dalam tatapan layar, semua bisa dilakukan secara bersamaan. Masa depan bangsa bergantung pada generasi muda, Masa depan generasi muda bergantung pada baiknya kualitas kebijakan, dan kualitas kebijakan bergantung pada siapa yang mengendalikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline