INOVASI PENYULUH PERTANIAN DALAM MEMEDIASI AGRICULTURAL EXTENTION KNOWLADGE, DAN AGRICULTURAL EXTENSION SERVICES TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA DINAS PERTANIAN KOTA SERANG
PENDAHULUAN
Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian serta menjadi penghubung antara pemerintah dan petani se-bagai pelaku utama maka diperlukan sumber daya manusia pertanian yang andal, berkualitas, dan mempunyai kemampuan pengetahuan, informasi yang memadai untuk petani dan kemampuan untuk akses dan tanggap terhadap perkembangan zaman dan teknologi, yang di-peroleh melalui pendidikan dan penyuluhan pertanian.
Pembangunan sumber daya manusia pertanian yang berkualitas dan handal, memerlukan penyuluh pertanian yang profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global dalam penyelenggaraan penyuluhan yang produktif, efektif dan efisien. Penyuluh pertanian diara-hkan untuk melaksanakan tugas pendampingan dan konsultasi bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnisnya, sehingga adopsi teknologi tepat guna dapat berjalan dengan baik dan pada gilirannya meningkatkan pemberdayaan pelaku utama, produksi, produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya.
Sistem pembangunan pertanian berupa-ya membangun kemampuan masyarakat secara persuasif dan edukatif, kedudukan penyuluhan pertanian sangat strategis, karena mempunyai mandat untuk menyelenggarakan pendidikan nonfromal bagi petani dan keluarganya serta anggota masyarakat lain di pedesaan. Menurut Departemen Pertanian (2009) dalam Setyadi (2020) Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan diluar sekolah (nonformal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community), serta menjaga kelestarian lingkunganya (better environment). Jadi dalam merencanakan program penyuluhan, penyuluh pertanian harus berusaha melibatkan petani dan mampu menganalisis potensi wilayah untuk merumus-kan tujuan penyuluhan sesuai dengan keinginan petani sehingga penyuluh pertanian dituntut un-tuk mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi.
Menurut Sedarmayanti (2007), mendefinisikan kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan yang dipadukan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).
Peran penyuluh pertanian diharapkan dapat menyokong penyediaan bahan pangan dan dalam rangka memberikan respons terhadap para petani. Namun dengan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya akses bagi penyuluh pertanian dalam melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, serta sebagai pendukung kebijakan program pemerintah yang terdampak Covid-19. Tanggung jawab penyuluh pertanian bukan hanya agar pertanian bisa maju, tetapi juga harus menggunakan cara-cara baru untuk bisa menghadirkan efektivitas atau kemampuan yang lebih baik lagi dan bisa memastikan bahwa pertanian jalan terus. Untuk itu diperlukan kinerja penyuluh pertanian yang tinggi.
Kecamatan Kasemen memiliki BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) dengan jumlah penyuluh pertanian 4 orang yaitu 3 PNS dan 2 THL. Kelurahan binaan penyuluh pertanian berjumlah 10 Kelurahan dengan 63 kelompok tani, yang terdiri dari 55 kelompok tani kelas Pemula dan 8 kelompok tani kelas Lanjut. Tingkatan kelas kelompok tani mayoritas termasuk dalam tingkat pemula sedangkan kelas kelompok tani lanjut yang masih dalam perkembangan. Ada kelompok tani yang aktif, tetapi ada juga yang hanya aktif jika ada bantuan dari pemerintah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja penyuluh pertanian di masa pandemi Covid-19 di Kecamatan Kasemen Kota Serang ?
Tujuan Penelitian