Lihat ke Halaman Asli

Irwanto

Social Engineering pengelolaan sampah

Circular Ekonomi dan Circular Ekologi

Diperbarui: 6 September 2024   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketfot:  Proses pemilahan sampah organik bank sampah Dusun Ranuklindungan pasuruan Jawa-Timur. Dokpri

Meningkatkan upaya tata kelola sampah dengan berbagai cara di lakukan oleh orang per orang maupun organisasi  bahkan sampai lingkup perusahaan dengan menggunakan dana corporate sosial  responsibility atau yang biasa kita kenal dengan CSR, 

peran kegiatan itu di lakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang di akibatkan oleh sampah dan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi pada sampah yang sebagian besar dari anorganik melalui pemilahan, jenis anorganik yang banyak di serap atau di manfaatkan untuk di jual yaitu berupa kertas, logam dan plastik berjenis PE, HDPE, PET dan HD, 

jenis anorganik inilah yang paling laku di pasar industri daur ulang dan paling banyak terkumpulkan  untuk di jual dan di labeli sebagai circular ekonomi, circular ekonomi ini sebagian besar transaksinya pada bagian anorganik sedangkan di bagian organik sangat kecil dan cenderung terabaikan padahal, organik bila tidak terkelola dengan baik dapat menghasilkan gas CH4( methane ) yang lebih berbahaya 21 kali lipat  dari CO2 untuk mahluk hidup

Penyerapan hasil daur ulang berupa scrap plastik ini memiliki minat yang tinggi di kalangan industri, pelapak, Bank sampah, pemulung, tukang rongsok keliling dan ibu rumah tangga, padahal  yang kita ketahui bersama bahwa sampah di indonesia di dominasi oleh organik sebanyak 60-70% dari total sampah yang terdata, sisanya adalah anorganik sebanyak 30%, itupun belum di kurangi dengan jenis puing-puing yang tercampur  di dalamnya, dan  yang banyak tercampur berbagai jenis anorganik  yang kurang &/atau tidak termanfaatkan seperti bekas baner atau sepanduk, pampers, busa dll jenis seperti inilah  yang belum banyak terkelola  dengan baik yang masih bermuara di TPA dan sungai. 

 
Ekologi Pertanian

Dokpri Ketfot: Pertanian bawang merah Brebes Jawa-Tengah dengan kompos

Total luas lahan pertanian kita menurut badan pusat statistika 2023( BPS ) seluas .70juta hektare , inilah peluang. Di sisi lain ancaman krisis pangan terus berkembang dan menurunnya jumlah hasil panen yang menurun yang di awali menurunnya kualitas hasil pertanian yang semakin tahun semakin rendah.  Rendahnya kualitas hasil pertanian yang mengakibatkan Turun ya hasil pertanian secara makro di duga karena rendahnya kualitas tanah pertanian kita yang di akibatkan oleh penggunaan pupuk kimia sintetis yang berlebihan dan berkepanjangan sehingga membuat tanah semakin hilang unsur haranya serta membuat tekstur tanah semakin padat tak berrongga yang membuat akar tanaman sulit untuk  berkembang lebih dalam dan luas

Algoritma
Dua konteks antara sampah dan pertanian sekilas dua konteks yang berbeda tetapi bila di cermati dari sudut pandang kacamata tata kelola persampahan keduanya miliki peranan yang saling menunjang baik dari sisi ekonomi dan ekologi maupun sebalik nya. 

Dari sisi persampahan  yang masuk di ekologi  bila terkelola dengan baik sesuai regulasi maka sampah tidak sampai mencemari lingkungan yang mana dapat merusak ekosistem flora dan fauna karena memisahkan antara organik, anorganik, sampah berbahaya & beracun( B3 ), dan yang organik bila di olah oleh ahlinya maka menghasilkan pupuk organik yang berkualitas yang di butuhkan oleh petani untuk tanaman, sehingga mampu meningkatkan hasil pertanian melalui kualitas tanaman itu sendiri dan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetis tanpa harus mengurangi kualitas tanaman dan meningkatkan hasil panenan secara berkala.

Dengan terkelolanya sampah secara baik maka menghasilkan ekonomi baik dari sisi anorganik maupun organik yang mana organik ini menjadi produk untuk pertanian sehingga hasil panen bisa maksimal dan meningkatkan nilai jual yang pada akhirnya adalah peningkatan taraf ekonomi bagi para petani yang artinya mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang bersifat primer maupun sekunder.

Sumber Masalah Dan Solusi

DokpriKetfot: Sosialisasi dan edukasi pengolahan sampah

Pencemaran lingkungan yang di akibatkan dari sampah 90%nya bersumber dari sampah rumah  yang mana akan bermuara di Laut, persawahan, Tambak dan hutan,  dengan itu yang  menjadi urgensi adalah pemanfaatan sampah organik bukan di anorganik, sebab bila organik ini bisa di tangani dan termanfaatkan dengan baik sudah pasti anorganik bisa termanfaatkan juga sebagai bahan baku industri dengan kualitas yang baik pula, maka, peran aktif pemerintah perusahaan yang menghasilkan sampah sangat di butuhkan agar tercipta tata kelola yang sustainable.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline