SDN Samudrajaya 04 Kecamatan Tarumajaya
Ketua Komunitas Peduli Lingkungan Sido Makmur, Kompas Indah Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Jawa Barat Ir. Sumudi Kartono, Sp1 mengatakan bahwa, “Air adalah sumber kehidupan yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal dan hanya dibiarkan mengalir ke saluran-saluran drainase menuju ke sungai-sungai yang akhirnya mengalir ke laut.
Padahal jika mampu diolah dan dikelola dengan baik, air hujan tersebut akan memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia, terutama untuk keberlangsungan penyediaan air bersih di masyarakat. Air hujan sendiri dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan manusia antara lain untuk mandi, cuci bahkan untuk air minum.,” ujarnya. Kondisi lingkungan dan alam di Kabupaten Bekasi khususnya di wilayah SDN Samudrajaya 04 Kecamatan Tarumajaya yang sering mengalami krisis air bersih, menggugah tim kelompok masyarakat (pokmas) dari Komunitas Peduli Lingkungan Sido Makmur, Kompas Indah Tambun Selatan untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat setempat, sesuai bidang ilmunya.
Komunitas tersebut melaksanakan program kerja mereka melalui pemasangan instalasi Permanenan Air Hujan (PAH) di SDN Samudrajaya 04 Kecamatan Tarumajaya. Mereka ada lima orang dengan latar belakang bidang teknik, guru pendidik, kesehatan lingkungan, Dosen, bisnis, dan sosial melakukan perencanaan kegiatan yang diawali dari tahapan studi literatur, perencanaan/ desain dan skema potensi air hujan, hingga survei lapangan.
Kepala Sekolah SDN Samudrajaya 04, Neni Nuryanti, S.Pd, dan tokoh masyarakat Kampung Tambun Tiga Bagian Desa Samudrajaya, Mukri, S.Pd menyampaikan tanggapan positif dan terima kasih atas manfaat yang mereka rasakan dari Komunitas yang bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR tersebut. Mereka sependapat bahwa adanya instalasi pemanen air hujan itu sangat membantu masyarakat khususnya warga sekolah SDN Samudrajaya 04 untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Pemasangan instalasi pemanenan air hujan kapasitas 700 liter ini merupakan percontohan bagi masyarakat di lokasi tersebut sangat tepat sasaran dan merupakan salah satu kegiatan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-PKA), yaitu dengan memastikan akses air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat. Sebelumnya, di tempat yang berbeda, pemasangan percontohan instalasi pemanenan air hujan (PAH) ini juga sudah dilakukan di beberapa sekolah, musholla, masjid, dan gereja.
Dosen dari Jakarta Global University sekaligus Sekretaris Sekretariat GN-KPA Kementerian PUPR, Sumudi Kartono menyampaikan bahwa Kelimpahan air pada musim hujan di suatu wilayah yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan mengakibatkan terjadinya banjir. Tapi di sisi lain pada musim kemarau akan terjadi kekeringan. Selain itu dari berbagai sudut banyak sekali alasan mengapa air bersih yang begitu banyaknya menjadi langka. Kelangkaan air bisa dikarenakan polusi air yang merupakan masuknya zat pencemar ke dalam air yang membuat air tidak dapat di konsumsi. Pencemaran air bisa diakibatkan salah satunya karena pembuangan limbah industri dan juga sampah yang langsung di buang ke sumber air atau biasa dibuang ke sungai tanpa adanya proses pengolahan terlebih dahulu..
Setelah adanya percontohan instalasi pemanenan air hujan di lokasi tersebut, kami berharap dapat diikuti oleh msyarakat di sekitar wilayah tersebut untuk membuat instalasi PAH secara mandiri sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih. Ia menambahkan agar masyarakat bisa mengoptimalkan kebermanfaat air hujan hingga peningkatan kesehatan di masyarakat menjadi lebih baik, serta dapat mengurangi banjir yang diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H