Lihat ke Halaman Asli

IRWANSYAH S

Kelas Reading Buya Syafii

Pondokan

Diperbarui: 12 Desember 2023   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kau selalu mengajakku terdiam, tak berucap satu katapun

lutut terlipat, telinga tengak mendegar kebiasaan

terdengar suara-suara bibir bercekcok atas tenggelam lamanya dada tertimpa musibah pangan

kata pemilik, kamu harus tabah dan sabar 

kadang terkandung gelap juga terang

bak belahan bibir manusia, kadang curhat karena miskin kadang pula kaya

tek terlihat jua aka pendengarannya

kau mampu mendengar suara gembira dan suara rintikan atau kesedihan tamparan

aku ingin merawatmu dengan rasa sunyi tanpa cibiran yang tak pasti 

(Sanggeng, 30 Nov 2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline