Makanan tradisional di Indonesia sangat beragam dan masing-masing daerah punya kekhasannya. Jangan tanya rasanya, hanya ada 2 kemungkinan, yakni enak dan sangat enak.
Makan nasi dengan aneka lauk pauk, baik dalam versi masakan Padang, Sunda, Jawa, dan sebagainya, pasti akan membuat kita ketagihan saking enaknya.
Makan nasi bisa pula dilakukan dengan makanan berkuah seperti soto atau sop, yang juga tidak kalah enaknya. Soto atau sop juga bisa dinikmati tanpa nasi.
Banyak jenis makanan berkuah di Indonesia, apalagi kalau kuah kacang yang kental juga dihitung. Sate, gado-gado, pecel, batagor, siomay, ketoprak adalah contoh makanan berkuah kacang.
Namun, secara umum yang dimaksud sebagai makanan berkuah adalah yang kuahnya lebih cair. Dalam hal ini kuah kacang bukan yang dimaksud sebagai makanan berkuah.
Makanya, soto dan sop merupakan makanan berkuah yang paling banyak penggemarnya dan telah menjadi kekayaan kuliner nusantara sejak zaman dahulu kala.
Tulisan ini lebih fokus membahas soto, karena variannya lebih banyak ketimbang sop. Varian tersebut bisa dilihat dari sisi bahan, dari sisi daerah asal, bahkan juga dari sisi sebutannya.
Memang sebutan yang paling lazim di banyak daerah adalah soto, tapi di daerah tertentu ada yang menyebut sebagai sroto, sauto, tauto, dan coto.
Semua itu sama-sama makanan berkuah yang berisi daging dan sayuran. Dagingnya bisa berupa daging ayam, sapi, atau bagian tertentu seperti jeroan, kikil, dan sebagainya.
Ada juga yang memakai tambahan kerupuk merah atau kerupuk emping. Begitu pula sambal yang dipakai bisa berbeda-beda, tergantung daerah asal.