Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Pengalaman Salat di Masjid Berusia Lebih dari Empat Abad

Diperbarui: 1 Februari 2025   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid berusia lebih dari 4 abad di Solok, Sumatera Barat/dok. jsni.solokkab.go.id

Waktu libur panjang yang berkaitan dengan perayaan Isra Mi'raj dan berlanjut dengan perayaan Imlek baru-baru ini, saya berkesempatan mengunjungi beberapa objek wisata di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Danau Kembar yang terdiri dari Danau Diatas dan Danau Dibawah menjadi tujuan kami (saya dan beberapa orang famili). Danau ini merupakan objek wisata unggulan Kabupaten Solok, selain Danau Singkarak.

Kami menginap di sebuah hotel di Alahan Panjang, yang dari teras kamar terlihat hamparan danau kembar yang indah, jika tidak sedang berkabut tebal.

Alahan Panjang yang menjadi pusat bisnis di Kecamatan Lembah Gumanti adalah salah satu kawasan terdingin di Sumatera Barat dengan ketinggian 1400 hingga 1600 meter di atas permukaan laut.

Dinginnya Alahan Panjang sudah seperti dinginnya di Eropa, sehingga dijuluki juga sebagai Eropa-nya Sumatera Barat. Meskipun kami sudah memakai jaket tebal, tetap saja terasa sangat dingin, terutama di malam hari.

Nah, yang saya tulis berikut lebih fokus pada objek wisata religius yang sempat kami kunjungi, yakni Masjid Tuo Kayu Jao atau nama lengkapnya Masjid Nurul Islam Koto Kayu Jao.

Masjid kuno yang berlokasi di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1599. 

Masjid ini tidak begitu luas, yakni sekitar 150 meter persegi, namun memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Banyak wisatawan yang sengaja datang dan salat di masjid ini.

Arsitektur masjidnya secara keseluruhan dipengaruhi oleh corak Minangkabau. Tatanan atap pada masjid ini terbuat dari ijuk dengan ketebalan sekitar 15 cm dan memiliki tiga tingkat atau tiga lapis.

Selain itu, masjid ini memiliki 13 jendela yang melambangkan jumlah dari rukun shalat.  Terdapat pula 27 tiang yang memiliki makna yaitu 24 tiang melambangkan jumlah unsur pemerintahan adat dari semua suku (marga) yang tinggal di sekitar masjid. Sedangkan 3 tiang lagi merupakan unsur penyelenggara masjid yaitu imam, khatib dan bilal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline