Presiden Prabowo Subianto mendapat pujian dari Donald Trump yang baru saja menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Hal itu terungkap dari pembicaraan per telepon antar dua pemimpin tersebut.
Prabowo Subianto seperti diketahui melakukan kunjungan kenegaraan ke dua negara raksasa, China dan AS. Tapi, saat ini Presiden AS masih Joe Biden, sehingga pembicaraan dengan Trump baru sempat via telepon saja.
Pujian Trump terkait dengan kemampuan Prabowo dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris yang fasih. Prabowo pernah menuntut ilmu kemiliteran di negara adidaya itu.
Tapi, harus diakui Prabowo memang sosok yang pintar. Bukankah banyak juga orang Indonesia yang studi pascasarjana di AS, tapi ketika berbahasa Inggris, lidah Indonesianya tetap terbawa.
Nah, ngomong-ngomong soal bahasa, para pemimpin negara perlu sangat berhati-hati dalam menyampaikan sebuah pernyataan resmi.
Diksi yang digunakan pemimpin negara, tidak bisa asal-asalan. Apalagi, kalau menyangkut hubungan antar dua negara superpower seperti AS dan China.
Sebagai contoh, terkait dengan posisi Taiwan, ada keinginan China yang tidak diakomodir oleh AS dalam pernyataan resminya.
China berupaya keras membujuk AS agar menggunakan pilihan kata yang lebih tegas, namun AS menolak.
Presiden Amerika Serikat secara resmi menyatakan "tidak mendukung kemerdekaan Taiwan." Tapi, China ingin pilihan kata yang berbunyi "AS menentang kemerdekaan Taiwan."
Hal di atas terungkap dari Kantor Berita Reuters yang mengutip sumber dua pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya (29/10/2024).