Sebut saja namanya Dina. Di usianya yang sudah memasuki kepala tiga, usia yang matang untuk berkeluarga, Dina masih belum mendapatkan lelaki yang sesuai untuk jodohnya.
Dina anak bungsu dari 4 bersaudara dan cukup dimanja oleh kedua orangtuanya, juga oleh kakak-kakaknya. Masalahnya, sejak 3 tahun lalu, kondisi kehidupan Dina berubah drastis.
Hal itu tepatnya setelah ibunya meninggal dunia, menyusul ayahnya yang telah berpulang beberapa tahun sebelum itu.
Perhatian dari kakak-kakaknya, karena semua sudah berkeluarga dan punya anak, tentu tidak bisa maksimal. Apalagi, kakak-kakaknya tinggal di kota yang berbeda.
Untungnya Dina sudah punya pekerjaan sebagai sales dari sebuah perusahaan asuransi yang beroperasi secara nasional, dan Dina bekerja di kantor cabang di kota kelahirannya.
Kemanjaan Dina yang tak lagi tersalurkan setelah ditinggal ibunya, mungkin mendatangkan semacam tekanan mental.
Nah, pelarian dari tekanan mental itu yang justru yang diulas dalam tulisan ini, yakni sering berbelanja secara online (daring).
Dina juga suka jalan-jalan ke destinasi wisata. Aktivitasnya saat jalan-jalan itu direkam dan diposting di akun media sosialnya.
Kadang-kadang belanja dilakukan Dina secara langsung di mal atau di toko, sambil sekalian makan-makan di kafe bersama teman kantornya.
Kebanyakan barang yang dibelinya adalah pakaian, tas, sepatu, dan asesoris. Dina juga sering memesan makanan secara online.