Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Nak, Kalau Ayahmu Pulang, Adikmu Bertambah Lagi

Diperbarui: 29 September 2024   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dok. alodokter.com

Menambah adik baru apakah perlu didiskusikan? Kalau kita berbicara dalam konteks zaman sekarang, ya memang seharusnya begitu.

Diskusi tidak hanya antar suami istri, tapi juga dengan anak yang masih balita. Tentu, diskusinya memakai gaya bahasa anak-anak atau yang bisa dimengerti anak.

Apa yang dibicarakan dengan istri atau suami? Biasanya soal kesiapan secara finansial, kesehatan fisik dan mental istri untuk hamil dan melahirkan lagi, dan sebagainya.

Dengan adanya diskusi, menggambarkan adanya kesetaraan antar suami dan istri. Bahkan, anak pun sekarang sebaiknya diperlakukan sebagai teman yang perlu didengar pendapatnya.

Makanya, agar anak yang akan menjadi kakak tidak kaget atau tidak cemburu ketika adiknya lahir, perlu dikondisikan terlebih dahulu, antara lain dengan diajak diskusi.

Di zaman dahulu, soal menambah anak sudah dianggap alamiah saja tanpa perlu didiskusikan atau dipertanyakan.

Jangan heran, sampai dekade 1970-an, saat program Keluarga Berencana belum begitu bergema, sangat biasa menemukan pasangan suami istri (pasutri) yang punya anak lebih dari lima.

Jika mereka yang punya anak banyak itu berasal dari keluarga yang kemampuan ekonominya sangat terbatas, bisa dibayangkan seperti apa kehidupannya sehari-hari.

Tapi, orang zaman dahulu tak khawatir, karena sangat yakin bahwa banyak anak akan membawa banyak rezeki.

Ada anekdot dalam bahasa Minang, yang oleh laki-laki dewasa dianggap hal yang lucu, dan sering jadi guyonan di kedai kopi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline