Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Libur Panjang Tapi Tak Bisa Mudik? Tetaplah Bersyukur

Diperbarui: 5 April 2024   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mudik lebaran | dok. ANTARA FOTO / Teguh Prihatna, dimuat tirto.id

Lebaran di negara kita identik dengan perjalanan mudik. Jangan mengira yang namanya mudik hanya dari suatu tempat ke tempat lain yang jauh.

Memang, pemudik dari Jakarta dan sekitarnya diperkirakan jumlahnya paling banyak. Soalnya, Jakarta memang kotanya para perantau dari berbagai penjuru tanah air.

Tapi, banyak pula pemudik dalam jarak sedang, seperti dari suatu provinsi ke provinsi tetangganya. Mungkin aktivitas pemudik seperti ini kurang diliput media massa.

Contohnya, penduduk asal Sumbar yang bekerja dan menjadi warga Riau, yang merupakan provinsi tetangga Sumbar, jumlahnya lebih dari 1 juta orang.

Arus mudik dari Riau ke berbagai kota di Sumbar, cukup membuat macet jalan raya. Tak kalah macet dengan jalan antar kota di Pulau Jawa, baik jalur pantura maupun mudik pansela.

Demikian pula pemudik dalam skop yang lebih kecil, yakni yang masih dalam provinsi yang sama, jumlahnya relatif banyak.

Mereka yang bekerja di Padang tapi berasal dari Payakumbuh (125 kilometer di utara kota Padang) tetap bisa disebut mudik saat lebaran. 

Jangan heran, kota Padang terlihat relatif sepi saat lebaran, karena warganya menyebar ke berbagai kota dan kabupaten di Sumbar atau provinsi lainnya.

Untuk tahun ini, jumlah pemudik menurut perkiraan pemerintah adalah sebanyak 193,6 juta orang atau setara 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Sejak Jumat tanggal 5 April 2024 arus mudik sudah mulai ramai, dan puncak arus balik akan berakhir pada Senin tanggal 15 April 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline