Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda "ngalantung ngadagoan burit", yang artinya bermain sambil menunggu waktu sore. Sekarang, istilah ini sudah dianggap sebagai Bahasa Indonesia.
Jadi, ngabuburit dalam konteks bulan puasa adalah melakukan sesuatu sambil menunggu waktu berkumandangnya azan magrib, sebagai pertanda masuknya waktu berbuka.
Para remaja bisa saja ngabuburit dengan kumpul-kumpul di suatu tempat dan berbicara ngalor ngidul. Tapi, ini bukanlah cara yang baik, selain sekadar menghabiskan waktu saja.
Bukankah sekadar ngobrol itu bisa tergoda dengan menggoda cewek yang lewat atau membicarakan keburukan orang lain?
Maka, sebaiknya ngabuburit dilakukan dengan mengisi waktu secara positif, dalam arti bersifat rekreatif sekaligus edukatif. Beberapa contoh di bawah ini bisa menjadi pilihan.
Pertama, mengunjungi perpustakaan. Di sini pengunjung bisa menambah wawasan dan pengetahuan dari berbagai bacaan yang disediakan.
Karena ini lagi bulan puasa, ada baiknya mempelajari buku-buku agama Islam. Namun, buku pengetahuan umum pun juga baik.
Bagi warga Jakarta, salah satu perpustakaan yang dikelola secara modern dan sangat direkomendasikan adalah Perpustakaan Nasional yang terletak di Jakarta Pusat.
Gedungnya yang megah dan berlantai 22 diklaim sebagai perpustakaan tertinggi di dunia. Tersedia banyak fasilitas yang membuat nyaman pengunjung.
Selain Perpustakaan Nasional, Perpustakaan yang ada di Taman Ismail Marzuki (TIM) juga sangat layak dikunjungi. Sekaligus bisa pula melihat-lihat berbagai gedung lain di TIM.