Ketika dibangunkan ayahnya untuk makan sahur, si anak terlihat ogah-ogahan karena masih sangat mengantuk.
Begitu diberi tahu kalau bundanya sedang menyiapkan makanan dengan penyedap masakan merek tertentu, tiba-tiba si anak jadi bersemangat.
Lalu, terlihat di layar kaca satu keluarga makan sahur dengan lahap dan wajah bersemangat tanpa rasa mengantuk.
Begitulah iklan salah satu produk bumbu penyedap yang kontennya telah disesuaikan dengan tema bulan puasa.
Tampaknya, tak ada yang sulit bagi tim kreatif pembuat iklan bertema Ramadan. Apapun produknya, bisa dicocok-cocokkan dengan suasana Ramadan.
Bahkan, produk sabun yang sebetulnya tak terlalu relevan dengan aktivitas berpuasa, diiklankan dengan menggambarkan anak-anak yang mencuci tangan sebelum menyantap hidangan berbuka.
Apalagi, untuk produk makanan dan minuman, jelas sangat relevan dengan kondisi bulan puasa.
Makanya, narasi yang mengajak pemirsa meminum sebotol air minum dalam kemasan merek tertentu sewaktu sahur dan sewaktu berbuka, mungkin sudah terlalu standar.
Ada yang lebih kreatif, contohnya untuk sebuah produk minuman berpemanis. Digambarkan sekelompok anak muda dalam sebuah mobil, terkena macet parah saat mau masuk waktu berbuka.
Lalu, salah seorang terlihat mengeluarkan produk minumannya dan mengatakan kalau ia hanya punya satu botol minuman saja.