Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Tak Sekadar Tempat Penitipan Anak, Daycare Memang Mahal

Diperbarui: 8 Juni 2024   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi daycare di Jakarta|dok. ANTARA/HO-Dok. TSE Group, dimuat tirto.id

Problem utama bagi rumah tangga yang punya anak balita, padahal suami dan istri bekerja setiap hari, adalah yang berkaitan dengan siapa yang mengurus anak balita itu.

Anak balita, betapapun pintarnya ia, belum mampu mengurus dirinya sendiri dan tentunya tak mungkin ditinggalkan sendiri saja di rumah.

Oleh karena itu, terlepas  dari rasa terpaksa atau tulus, tak sedikit ibu yang bekerja mengambil keputusan untuk resign dari tempat kerjanya.

Bahkan, di antara ibu-ibu yang berhenti bekerja itu, ada yang sudah punya jabatan yang bagus dengan latar belakang pendidikan pascasarjana.

Namun, jika si istri tetap memutuskan untuk bekerja, ada konsekuensi yang harus disiapkan, yakni salah satu di antara beberapa pilihan berikut ini.

Pertama, menggunakan jasa asisten rumah tangga (ART), terutama yang punya kompetensi sebagai baby sitter.

Masalahnya, tidak gampang mencari ART yang memenuhi kriteria yang diinginkan. Kalaupun ada yang bagus kerjanya dan bersikap jujur, biasanya minta upah bulanan yang relatif besar.

Kedua, membawa anak ke tempat kerja bila lokasinya dekat dari rumah dan diizinkan oleh atasan.

Ketiga, menggunakan "jasa" ibu si istri atau ibu mertuanya. Bisa si ibu yang didatangkan ke rumah atau si bayi yang dibawa ke rumah si ibu jika tinggalnya berdekatan.

Keempat, menggunakan jasa Tempat Penitipan Anak (TPA) atau dalam versi yang lebih bagus kondisinya disebut sebagai daycare.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline