Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ketika Tujuan Bisnis dan Sosial Campur Aduk, Apa Solusinya?

Diperbarui: 4 Januari 2024   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dok. cekaja.com

Kegiatan bisnis dan kegiatan sosial sebetulnya sangat erat kaitannya. Makanya, kedua hal ini tidak perlu dilihat sebagai kondisi yang bertolak belakang.

Dalam hal ini, kegiatan bisnis dimaksudkan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari keuntungan, dengan menjual produk atau jasa tertentu.

Sedangkan kegiatan sosial bukan untuk mencari keuntungan, tapi justru membantu pihak lain yang hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Dari keberhasilan berbisnis, seseorang jadi mampu menyisihkan uang untuk mendanai kegiatan sosialnya, atau didonasikan kepada berbagai yayasan yang bergerak di bidang sosial.

Bisa pula karena pergaulan sosialnya yang luas, seseorang mendapatkan tambahan pelanggan yang membeli produk atau jasa yang dijualnya.

Seorang pebisnis yang juga punya citra yang kuat sebagai dermawan, akan semakin gampang mendapatkan pelanggan dan bisnisnya semakin berkembang.

Bahkan, sejumlah perusahaan membentuk yayasan khusus sebagai entitas yang menampung donasi dan menyalurkannya dalam berbagai program sosial.

Kegiatan sosial di atas lazimnya dinilai sebagai wujud dari corporate social responsibility (CSR) sebuah perusahaan. Jelaslah, bisnis dan sosial itu saling melengkapi.

Namun demikian, pada kondisi tertentu, seorang pelaku usaha mungkin dihadapkan dengan persoalan yang pelik. Maksudnya, si pelaku usaha harus memilih salah satu, bisnis atau sosial.

Tak sedikit pelaku usaha yang berbaik hati mempekerjakan anggota keluarganya, misalnya adiknya, keponakannya, iparnya, dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline