Bahwa saya punya perut yang maju, harus saya akui sebagai sesuatu yang tidak terbantahkan. Usaha saya untuk mengurangi "kemajuan" itu, belum membuahkan hasil yang memuaskan.
Ya, kalau menggunakan istilah sehari-hari, saya disebut sebagai lelaki dengan perut buncit. Hal yang tidak saya inginkan, tapi harus saya terima sebagai kenyataan.
Dengan berat ideal maksimal 70 kilogram, saya malah stabil di angka 78-79 kilogram, tentu saya perlu lebih giat lagi berolahraga sambil mengurangi porsi makanan.
Bagi pembaca yang ingin memperoleh tips bagaimana mengecilkan perut, dengan berat hati saya minta maaf, Anda tidak akan mendapatkannya di tulisan ini.
Tapi, bagaimana caranya agar Anda yang senasib dengan saya bisa tenang menghadapi komentar orang lain, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, ada baiknya membaca pengalaman saya ini.
Saya sudah kenyang menerima komentar "kok makin gemuk aja?" dari teman-teman. Bahkan, sebagian komentar sudah bernada bullying.
Kalimat "kok makin gemuk aja" jelas berarti bertambah gemuk. Faktanya, seperti saya tulis di atas berat saya stabil di 78-79 kilogram. Stabil gemuk, tapi bukan bertambah gemuk.
Alhamdulillah, saya tidak merasa insecure gara-gara komentar tersebut dan saya tidak perlu membantahnya. Percuma juga dibantah, karena persepsi orang lain itu berada di luar kendali saya.
Saya pun sebetulnya menilai orang yang berkomentar itu tubuhnya juga gendut, tapi saya tidak akan membalas dengan bertanya balik kok dia makin gendut.
Jika saya membalas komentar, biasanya saya mengatakan: "Begitulah manusia ini tak ada yang sempurna, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan saya kebetulan di perut".