Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Hadapi Orang Bertipe "Keras" dengan Berbicara Lembut

Diperbarui: 22 September 2023   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tukang bekerja|dok. fotografer: Feryal, dimuat infopublik.id

Seorang teman saya bercerita, ketika ia merenovasi rumahnya, tetangganya merasa terganggu dan marah-marah ke tukang yang sedang bekerja.

Diduga karena kerasnya pukulan si tukang saat bekerja, membuat dinding pembatas yang masuk teritori rumah tetangga terkelupas di sebuah sudut. 

Meskipun bagian yang terkelupas itu relatif kecil, tapi wajar saja bila si tetangga kecewa berat. Bahkan, mungkin si tetangga sudah lebih awal kesal karena terganggu suara bising tukang bekerja.

Maka, kekesalannya itu seperti menemukan momentum yang tepat ketika dindingnya terkelupas gara-gara pekerjaan tukang.

Tak tanggung-tanggung, si tetangga langsung mengomeli si tukang dengan berbagai kalimat yang kasar. Sudah begitu, si tukang masih saja berdalih bahwa ia bekerja sudah hati-hati.

Bahwa cara si tetangga memarahi tukang kelewat keras, ya tentu karena faktor emosinya yang tak lagi bisa dikendalikan. 

Pertengkaran antara tukang dan tetangga berakhir dengan janji si tukang akan menyampaikan kepada teman saya sebagai pihak pemberi kerja.

Berkomunikasi dengan pekerja rumah memang gampang-gampang susah. Salah-salah ngomong bisa memicu pertengkaran atau diam-diam si tukang menyimpan dendam.

Teman saya selama renovasi berlangsung pindah ke sebuah rumah kontrakan. Jadi, saat tukangnya dimarahi si tetangga, teman saya tidak tahu.

Baru saat teman ini meninjau ke lokasi, ia dapat laporan bahwa tetangganya mencak-mencak ke tukang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline